LAPORAN
PRAKTIKUM FITOKIMIA I
PERCOBAAN
I
PENGAMBILAN
SAMPEL
OLEH
:
NAMA : ASMAN SADINO
NIM : F1F1 12 092
KELAS : C
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN : AGUNG WIBAWA MAHATVA YODHA, S.Si
JURUSAN
FARMASI
FAKULTAS
FARMASI
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan
keanekaragaman hayati terbesar didunia. Dari sekian besar
jumlah tersebut baru sekitar 940 species yang diketahui berkhasiat terapautik
(mengobati) melalui penelitian ilmiah dan hanya sekitar 180 species diantaranya
yang telah dimanfaatkan dalam temuan obat tradisional oleh industri obat
tradisional Indonesia. Penggunaan tanaman
obat untuk penyembuhan suatu penyakit didasarkan pada pengalaman secara turun-temurun
diwariskan ke generasi berikutnya.
Sementara ini banyak orang beranggapan bahwa penggunaan
tanaman obat atau obat tradisional relatif lebih aman dibandingkan obat
sintesis. Agar penggunaannya optimal, perlu diketahui informasi yang memadai
tentang tanaman obat. Informasi yang memadai akan membantu masyarakat lebih
cermat untuk memilih dan menggunakan suatu produk obat tradisional atau
tumbuhan obat dalam upaya kesehatan.
Namun, pengujian dan praktikum secara ilmiah
terhadap obat tradisional masih kurang, sehingga pemakaian secara medis belum
dapat dipertanggung jawabkan untuk menunjang secara ilmiah agar mendapat tempat
yang lebih luas dalam masyarakat maka perlu diadakan tahap-tahap praktikum
terhadap obat tradisisonal.
Oleh
karena itu, maka perlu
dilakukan usaha-usaha untuk
menggali informasi kandungan senyawa kimia dan bioaktivitas tumbuhan obat
melalui penelitian ilmiah menjadi sangat penting.
Pengambilan sampel dilakukan sebelum
memulai uji fitokimia tanaman. Hal ini karena senyawa kimia dalam sampel
tanaman mudah rusak jika pengambilan sampel tidak dilakukan dengan benar. Sehingga,
pengetahuan mengenai teknik pengambilan sampel sangat diperlukan guna untuk
menunjang penelitian yang akan dilakukan terhadap suatu tanaman tertentu.
B.
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah
dari percobaan ini adalah bagaimana teknik
pengambilan sampel tanaman Tembelekan (Lantana camara L.)?
C.
Tujuan
Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui teknik pengambilan sampel tanaman Tembelekan
(Lantana camara L).
D.
Manfaat
Manfaat dari
percobaan ini agar mahasiswa mampu mengetahui teknik pengambilan sampel Tembelekan
(Lantana camara L).
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tembelekan (Lantana camara L).
Klasifikasi Tembelekan
Kingdom
: Plantae
Order : Lamiales
Family : Verbenacea
Genus : Lantana
Species : Lantana camara L.
(Saxena, et al.,2012)
Lantana camara (L.)
var. aculeate (keluarga:
Verbenaceae)
umumnya dikenal sebagai tantani (Marathi), pulikampa (Telugu) dan
caturang (Hindi) adalah gulma yang signifikan sering ditemukan di seluruh
India. Tanaman tradisional digunakan sebagai yg mengeluarkan keringat, karminatif, antispasmodic, tonik dan berguna dalam pengobatan tetanus, epilepsi, gastropati. Sebuah rebusan segar akar adalah kumur yang baik untuk odontalgia dan ini digunakan oleh suku bukit untuk semua jenis disentri. Bunga bubuk digunakan untuk pemotongan, luka, bisul, dan pembengkakan. Infus bunga yang baik untuk demam empedu, eksim dan letusan. Buah yang berguna dalam fistula, pustula, tumor dan rematik (Ghangale, et al., 2011).
umumnya dikenal sebagai tantani (Marathi), pulikampa (Telugu) dan
caturang (Hindi) adalah gulma yang signifikan sering ditemukan di seluruh
India. Tanaman tradisional digunakan sebagai yg mengeluarkan keringat, karminatif, antispasmodic, tonik dan berguna dalam pengobatan tetanus, epilepsi, gastropati. Sebuah rebusan segar akar adalah kumur yang baik untuk odontalgia dan ini digunakan oleh suku bukit untuk semua jenis disentri. Bunga bubuk digunakan untuk pemotongan, luka, bisul, dan pembengkakan. Infus bunga yang baik untuk demam empedu, eksim dan letusan. Buah yang berguna dalam fistula, pustula, tumor dan rematik (Ghangale, et al., 2011).
Lantana camara L. atau biasa dikenal dengan nama Tembelekan merupakan
tanaman liar yang tumbuh tanpa perawatan khusus. Tembelekan sendiri sebagai
tanaman liar ternyata memiliki banyak kandungan kimia diantaranya minyak atsiri,
fenol, flavonoid, karbohidrat, protein, alkaloid, glikosida, glikosida iridoid,
etanoid fenil, oligosakarida, quinin, saponin, steroid,triterpin,
sesquiterpenoid dan tannin (Purwanto, et al., 2013)
Lantana camara
adalah rendah, tegak atau scandent sub, semak kuat yang dapat tumbuh hingga 2 -
4 meter. Daun adalah ovate atau bulat telur lonjong, 2 - panjang 10 cm dan 2 -
lebar 6 cm, diatur berpasangan berlawanan. Daun hijau terang, kasar, halus
berbulu, dengan margin bergerigi dan memancarkan bau tajam bila diremas. Batang
dalam varietas yang dibudidayakan seringkali tidak berduri. Hal ini berkayu,
persegi di penampang, berbulu ketika muda, silinder dan upto 15 cm setebal
tumbuh lebih tua. Bunga kepala berisi 20 - 40 bunga, biasanya 2,5 cm; warna bunga
bervariasi dari putih, krem atau kuning menjadi merah muda oranye, ungu dan
merah (Lonare, et
al., 2012).
L. camara
merupakan tanaman obat yang penting dengan beberapa obat properti dan digunakan
secara luas dalam sistem obat tradisional untuk menyembuhkan varietas penyakit
yaitu, influenza, batuk, gondongan, demam tinggi terus-menerus, malaria,
serviks kelenjar getah bening TBC, dermatitis, eksim,
pruritus, rematik, keseleo, luka, memar, tetanus, sakit gigi, bisul dan bengkak.
Dalam dekade terakhir, L. camara telah dipelajari secara ekstensif untuk sifat
obat dengan metode ilmiah. itu tanaman dilaporkan memiliki aktivitas
antioksidan, aktivitas anti-proliferasi, aktivitas antipiretik,
aktivitas antifilarial, anti-inflamasi., anti aktivitas bakteri, aktivitas anti-kanker, aktivitas
antifertilitas, aktivitas anti-mutagenik, aktivitas pharmacognostic,
anti
hyperglycaemic, aktivitas protectective hepato, aktivitas
anti tumor , aktivitas
larvasida , aktivitas termiticidal
(Kalita, et al.,2011).
Bagian tumbuhan L.
camara yang dapat digunakan sebagai insektisida adalah bunga dan daun.
Ekstrak daun L. camara mengandung senyawa lantaden A dan lantaden
B yang termasuk golongan terpenoid Lantaden A dan lantaden B dan kandungan
flavonoid yang tinggi dari tumbuhan L. camara dapat mengendalikan serangga
hama. Daun dan bunga dari tumbuhan L. camara memiliki sifat antifeedant
pada serangga (Hendrival dan Khaidir,
2012)
B. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel yang digunakan
adalah metode aseptis. Produk farmasi steril adalah produk yang sangat kritis
dan sensitif. Produk-produk ini dengan desain yang diperlukan untuk bebas dari
mikroorganisme, dan pirogen. Kontaminasi dapat berasal dari proses, bahan,
peralatan, operator, atau lingkungan produksi, tapi bisa saja dengan mudah
diperkenalkan selama sampling atau pengujian sampel. Pengujian sterilitas
sampel dari proses aseptik dapat dianggap sebagai proses aseptik terpisah,
tergantung pada jenis yang sama dari kontaminasi adventif sebagai proses
aseptis itu sendiri (Nageen, 2012).
Selain itu, digunakan teknik aseptis
selama pengambilan sampel agar tidak terjadi pencemaran. Alat-alat yang
digunakan harus steril. Aseptik dilakukan dalam pembuatan obat steril, Namun,
penyiapan sediaan tersebut belum dilakukan dengan teknik aseptis yang baik. Padahal
teknik aseptis dalam pemberian intravena harus mendapatkan perhatian, karena
sediaan tersebut merupakan sediaan yang harus dihindarkan dari kontaminasi
semaksimal mungkin, Kontaminan yang ditemukan dalam sampel yang diambil dari
lingkungan produksi, pemantauan lingkungan, secara rutin dikaitkan semata-mata
dengan lingkungan produksi dan tidak dianggap kontaminan adventif selama
pengujian (Surahman et al, 2008).
BAB
III
METODE PENELITIAN
A.
Tempat
dan Waktu Pelaksanaan
Tempat
pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan di Kecamatan Lambandia, Kabupaten
Kolaka Timur pada hari hari Kamis, 16 Oktober 2014 pukul 06.00-17.00 WITA.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
Alat
yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah pisau stainless steel.
2.
Bahan
Bahan
yang digunakan adalah bunga Tapak dara (Catharanthus
roseus).
Gambar
1. Tanaman Tapak dara (Catharanthus
roseus)
C.
Prosedur
Kerja
Tapak dara (Catharanthus roseus)
Tapak dara (Catharanthus roseus)
|
-
Dipetik
bunganya secara aseptis
-
Dibersihkan
dari sisa kotoran
-
Dibungkus
dengan koran dan dilapis dengan plastik
-
Disimpan dalam lemari
pendingin.
Hasil...
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Dari hasil pengumpulan
sampel diperoleh sampel bunga Lantana
camara L. sebanyak ± 3,5 kg.
Gambar
|
Keterangan
|
|
Proses
pengambilan sampel
|
|
Lokasi
Pengambilan
|
|
Hasilnya diperoleh simplisia bunga Lantana camara sebanyak 3,5 kg.
|
B. Pembahasan
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati
yang sangatberpotensi untuk dikembangkan dalam pencarian senyawa bioaktif. Diantara
sekian banyak spesies tumbuhan yang memiliki potensi bioaktifikasi, hanya
sebagian kecil yang diteliti secara fitokimia. Di Indonesia, Lantana camara L. telah digunakan secara
tradisional sebagai obat bengkak, rematik, keputihan, dan penurun panas.
Pemanfaatan tanaman sebagai
bahan obat sedang digalakkan di
Indonesia. Penggunaan obat tradisional
pada masyarakat telah berlangsung lama
secara turun temurun. Indonesia memiliki
banyak jenis tanaman yang dapat
dimanfaatkan sebagai sumber bahan obat.
Tanaman liar yang tumbuh bebas di sekitar
pekarangan atau di kebun bahkan mampu
dimanfaatkan sebagai obat.
Lantana camara L atau biasa dikenal dengan nama Tembelekan
merupakan tanaman liar yang tumbuh
tanpa perawatan khusus. Tembelekan
sendiri sebagai tanaman liar ternyata
memiliki banyak kandungan kimia
diantaranya minyak atsiri, fenol, flavonoid,
karbohidrat, protein, alkaloid, glikosida,
glikosida iridoid, etanoid fenil,
oligosakarida, quinin, saponin, steroid,
triterpin, sesquiterpenoid dan tannin.
Teknik yang paling baik dalam
pengambilan sampel adalah dengan teknik aseptis. Teknik ini meminimalkan sampel
yang diperoleh bebas dari kontaminan seperti mikroba atau kontaminan lainnya. Pengambilan
sampel ini dengan teknik ini baik sehingga sampel yang diperoleh sesuai dengan
yang diharapkan. Kontaminan ini dapat bersumber dari sampel, alat yang
digunakan ataupun personil itu sendiri. Salah satu alat yang digunakan dalam
pengambilan sampel bunga L. camara adalah cutter stainless steel.
Dengan menggunakan cutter stainless steel
diharapkan sampel bunga yang dipetik terbebas dari kontaminan seperti logam.
Pengambilan sampel dengan teknik yang salah menyebabkan munculnya kontaminan
yang dapat merusak sampel.
Pengambilan sampel pada percobaan ini,
di ambil di tiga tempat diantaranya di
hutan samping Fakultas Ekonomi UHO,
di depan gerbang BTN Kendari Permai Kecamatan
Lambandia, dan di depan Anggoeya
Resort Andounohu. Kami mengambil di tiga tempat
yang berbeda karena sampel L. camara yang
akan dicari hanya sedikit sehingga kami berinisiatif untuk mencari tumbuhan
tersebut di tempat lain. Setelah sampel diperoleh kemudian tanaman tersebut dimasukkan
ke dalam kantung plastik. Setelah proses pembukusan selesai, sampel kemudian
disimpan didalam lemari pendingin agar tanaman tidak mudah rusak. Sampel
disimpan dalam waktu 6 hari yang kemudian digunakan untuk praktikum. Sampel
yang segar diharapkan dapat memberikan hasil yang sesuai saat dilakukan
penelitian terhadap kandungannya tanpa adanya kontaminan.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat
disimpulkan bahwa teknik pengambilan sampel bunga Tembelekan (Lantana
camara L.) sampel
yang baik adalah dengan teknik aseptis.
B.
Saran
Sebaiknya dalam pengambilan sampel,
selain menggunakan cutter stainless steel digunakan juga handskun untuk
menghindari kontaminan yang berasal dari tangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ghangale, et al., 2011. Antimitotic
Activity Of Lantana Camara Flowers. International Journal Of
Institutional Pharmacy And Life Sciences Vol 1, No. 1.
Hendrival Dan Khaidir. 2012. Toksisitas Ekstrak Daun
Lantana Camara L. Terhadap Hama Plutella Xylostella L. J. Floratek 7: 45 -56.
Kalita, et
al., 2011. Phytochemical Composition
and In Vitro Hemolytic Activity of Lantana Camara L.
(Verbenaceae) Leaves. Pharmacologyonline 1 : 59-67.
Lonare, et al., 2012. Lantana
Camara: Overview On Toxic To Potent Medicinal Properties. International Journal Of Pharmaceutical Science And
Research, (IJPSR). Vol. 3, Issue
09. ISSN: 0975-8232.
Nageen,
L.A., Gupta N.V., Natasha N.S., Bhat R.S., Yogita P., 2012, Comparison of
Quality Requirements for Sterile Product Manufacture as per International
Regulatory Agencies, Int.J.Pharm.Phytopharmacol.Res
Vol. 1 No. 4.
Parwanto, et al., 2013. Formulasi
Salep Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Tembelekan (Lantana Camara L). Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi – Unsrat.
Vol. 2, No. 03.
Saxena,
et al., 2012. A Brief Review On: Therapeutical Values Of Lantana Camara Plant. International
Journal Of Pharmacy & Life Sciences. (IJPLS), Vol. 3, Issue 3. ISSN: 0976-7126.
Surahma,
Emma, Esther Mandalas dan Endah Ismu K., 2008, Evaluasi Penggunaan Sediaan Farmasi
Intravena Untuk Penyakit Infeksi Pada Salah Satu Rumah Sakit Swasta Di Kota
Bandung, Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. V, No. 1.
0 comments:
Post a Comment