Tuesday, November 22, 2016

Laporan Praktikum Farmakognosi: Percobaan 2. Pemeriksaan Haksel

PERCOBAAN 2
PEMERIKSAAN HAKSEL
A.    TUJUAN
Tujuan dari percobaan adalah dapat melakukan identifikasi beberapa macam haksel yang biasa digunakan dalam ramuan untuk pengobatan atau tersedia di apotek.
B.     BAHAN
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
1. Daun Seledri (Apium graveolens L.)
2. Daun Jambu biji (Psidii guajavae L.)
3. Kunyit (Curcuma domestica Val)
4. Kayu manis (Cinnamomun verum)
5. Jahe (Zingiber officinale Rocs.)
1. Klasifikasi
1.   Seledri (Apium graveolens L.)
Regnum     :    Plantae
Divisio       :    Spermathopyta
Classes      :    Dicotyledonae
Ordo          :    Apiales
Familia      :    Apiaceae
Genus        :    Apium
Spesies      :    Apium graveolens L.
2.   Jambu biji (Psidii guajavae L.)
Regnum     :    Plantae
Divisio       :    Magnoliophyta
Classes      :    Magnoliopsida
Ordo          :    Myrtales
Familia      :    Myrteceae
Genus        :    Psidium
Spesies      :    Psidium guajava L.
3.   Kunyit (Curcuma domestica Val)
Regnum     :    Plantae
Divisio       :    Spermatophyta
Classes      :    Monocotyledoneae
Ordo          :    Zingiberales
Familia      :    Zingiberaceae
Genus        :    Curcuma
Spesies      :    Curcuma domestica Val


4.   Kayu manis (Cinnamomun verum)
Regnum     :    Plantae
Divisio       :    Magnoliophyta
Classes      :    Magnoliopsida
Ordo          :    Laurales
Familia      :    Laureaceae
Genus        :    Cinnamomun
Spesies      :    Cinnamomun verum
5.   Jahe (Zingiber officinale Rocs.)
Regnum     :    Plantae
Diviso        :    Magnoliophyta
Classes      :    Liliopsida
Ordo          :    Zingiberales
Familia      :    Zingiberaceae
Genus        :    Zingiber
Spesies      :    Zingiber officinale Rocs.
2.   Deskripsi tanaman
a.    Kunyit (Curcuma domestica Val.)
         Terna dengan batang berwarna semu hijau atau agak keunguan, rimpang terbentuk dengan sempurna, bercabang-cabang, berwarna jingga. Setiap tanaman berdaun 3 sampai 8 helai, panjang tangkai daun beserta pelepah daun sampai 70 cm, tanpa lidah-lidah, berambut halus jarang-jarang helaian daun berbentuk lanset lebar, ujung daun lancip berekor, keselurahannya berwarna hijau atau hanya bagian atas dekat tulang utama berwarna agak keunguan, panjang 28 cm sampai 85 cm, lebar 10 cm sampai 25 cm. perbungaan terminal, ganggang berambut, bersisik, panjang ganggang 16 cm sampai 40 cm; tenda bunga, panjang 10 cm sampai 19 cm, lebar 5 cm sampai 10 cm; daun kelopak berambut, berbentuk lanset, pangjang 4 cm sampai 8 cm, lebar 2 cm sampai 3,5 cm, daun kelopak yang paling bawah berwarna hijau, berbentuk bundar telur, makin ke atas makin menyempit serta memanjang, warna semu putih atau keunguan, kelopak berbentuk tabung, panjang 9 mm sampai 13 mm, bergigi tiga dan tipis seperti selaput; tajuk bagian bawah berbentuk tabung, pangjang lebih kurang 20 mm, berwarna krem, bagian dalam tabing berambut; tajuk bagian ujung berbelah-belah, warna putih atau merah jambu, panjang 10 mm sampai 15 mm, lebar 11 mm sampai 14 mm; bibir berbentuk bundar telur, panjang 16 mm sampai 20 mm, lebar 15 mm sampai 18 mm, warna jingga atau kuning keemasan dengan pinggir berwarna coklat dan di tengahnya berwarna kemerahan.
b.   Jambu biji (Psidium guajava L.)
                     Semak atau pohon, tinggi 3 meter sampai 10 m, kulit batang halus permukaannya, berwarna coklat dan mudah mengelupas. Daun berhadapan, bertulang menyirip, berbintik, berbentuk bulat telur agak menjorong atau agak bundar sampai meruncing, panjang helai daum 6 cm sampai 14 cm, lebar 3 cm sampai 6 cm, panjang tangkai 3 mm sampai 7 mm, daun yang muda berambut, daun yang tua permukaan atasnya menjadi licin. Perbungaannya terdiri dari 1 sampai 3 bunga, panjang ganggang perbungaan 2 cm sampai 4 cm ; panjang kelopak 7 mm sampai 10 mm; ajuk berbentuk bundar sungsang panjang 1,5 cm sampai 2 cm. Buah bentuk bulat atau bulat telur, kalau masak berwarna kuning, panjang 5 cm sampai 8,6 cm, berdaging yang menyelimuti biji-biji daam massa berwarna kuning atau merah jambu.
c.    Kayu manis (Cinnamomum burmanni Ness ex BL. )
                     Semak atau pohon kecil, tinggi 5 m sampai 15 m, pepagangan (kulit) berbau khas. Helaian daun berbentuk lonjong, panjang 4 cm sampai 14 cm, lebar 1,5 cm sampai 6 cm, permukaan atas halus, permukaan bawah berambut berwarna kelabu kehijauan yang tertekan pada permukaan daun atau bertepung, daun muda berwarna merah pucat; berpenulangan 3; panjang tangkai daun 0,5 cm sampai 1,5 cm. perbungaan berupa malai, berambut halus berwarna kelabu yang tertekan pada permukaan; panjang gagang bunga 4 mm sampai 12 mm, juga berambut halus; tenda bunga, panjang 4 mm sampai 5 mm, helai tenda bunga sesudah berkembang tersobek secara melintang dan terpotong agak jauh dari dasar bunga;  benang sari lingkaran ketiga,  mempunyai kelanjar di tengah-tengah tangkai sari. Buah adalah buah buni, panjang lebih kurang 1 cm.
d.   Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Tema berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 meter, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daun sempit, panjang 15 mm sampai 23 mm, lebar 8 mm sampai 15 mm. Tangkai daun berambut, panjang 2-4 mm. Bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 mm-1 cm, tidak berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa mulai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit 2,75-3 kali lebarnya, sanat tajam, panjang mulai 3,5 cm sampai 5 cm,  lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga hampir tidak berambut, panjang 25 cm, rahis berambut jarang sisik pada ganggang terdapat 5 buah sampai 7 buah, berbentuk lanset, berdekatan atau rapat, hamper tidak berambut, pangjang sisik 3 cm-5 cm. daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bulat pada ujungnya, tidak berambut, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 cm - 1,75 cm; mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2 cm-2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 mm-2,5 mm, lebar 13 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik 2.


3.   Deskripsi simplisia
a.     Kayu manis (Cinnamomum burmanni Ness ex BL. )
Potongan kulit kayu manis berbentuk gelondong agak menggulung membujur agak pipih atau berupa berkas yang terdiri dari tumpukan beberapa potong kulit yang tergulung membujur panjang sampai  1 m tebal kulit 1-3 mm atau lebih. Permukaan luar yang tidak bergabus berwarna coklat kekuningan atau coklat sampai coklat kemerahan, bergaris-garis pendek melintang yang menonjol atau agak berlekuk; yang  bergabus  berwarna  hijau  kehitaman  atau  coklat  kehijauan, kadang-kadang terdapat bercak-bercak lumut kerak berwarna agak putih atau coklat muda. Permukaan dalam berwarna coklat kemerahan tua sampai coklat kehitaman, bekas patahan tidak rata.
b.    Jambu biji (Psidium guajava L.)
Bentuk berupa lembaran daun, warna hijau, bau khas aromatik, rasa kelat. Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0.5-1 cm, helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm, pinggir daun rata agak menggulung ke atas, permukaan atas agak licin, warna hijau kecoklatan, ibu tulang daun dan cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip.


c.     Seledri (Apium graveolens L.)
Daun warna hijau, hijau kecoklatan sampai hijau kekuningan. Bau aromatik, khas, rasa agak asin, agak pedas dan menimbulkan rasa tebal di lidah. Daun majemuk, menyirip, tipis, rapuh, jumlah anak daun 3-7 helai; batang dengan rusuk dan alur membujur, sisa pangkal tangkai daun terdapat di bagian ujung. Warna daun hijau mengkilat, bentuk belah ketupat miring, panjang 2-7,5 cm dan lebar 2-5 cm, pangkal dan ujung anak daun runcing, panjang ibu tangkai daun sampai 2,5 cm, terputar, beralur membujur, panjang tangkai anak daun 1-2,7 cm.
d.   Kunyit (Curcuma domestica Val.)
Kepingan ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecoklatan, bau khas, rasa agak pahit, agak pedas lama kelamaan menimbulkan rasa tebal, bentuk hampir bundar sampai bulat panjang, kadang-kadang bercabang, lebar 0.5-3 cm, panjang 2-6 cm tebal 1-5 mm, umumnya melengkung tidak beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar. Batas korteks dan silinder pusat kadang-kadang jelas. Bekas patahan agak rata, berdebu, warna kuning jingga sampai coklat kemerahan.
e.     Jahe (Zingiber officinale Rosc.)
Rimpang agak pipih, bgian ujung bercabang pendek, warna putih kekuningan bau khas, rasa pedas. Bentuk bundar telur terbalik, pada setiap cabang terdapat parut melekuk ke dalam. Dalam bentuk potongan, panjang umumnya 3-4 cm, tebal 1-6.5 mm. Bagian luar berwarna coklat kekuningan, beralur  memanjang, kadang-kadang terdapat serat bebas. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol. Pada irisan melintang terdapat berturut-turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari-jari dan endodermis. Berkas pengangkut tersebar barwarna keabu-abuan. Sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna kekuningan.


C.    HASIL PENGAMATAN
No.
Nama
Haksel
Suku
Pemeriksaan Organoseptis
Kegunaan
Warna
Bau
Rasa
1.
Kayu manis
Laurales
Coklat
Khas
Manis
Bumbu makanan, antiseptik
2.
Seledri
Apiales
Hijau tua
Aromatik
Sedikit pedas, lama-lama rasa tebal di lidah
Obat demam, darah tinggi
3.
Kunyit
Zigibrales
Orange kekuningan
Aromatik
Agak hambar
Mencegahalzeimer, mengobati tipus, mencegah kanker
4.
Jambu biji

Hijau keputihan
Tidak berbau
Agak hambar, lama-lama terasa pedas
Diare
5.
Jahe
Zigibrales
Putih kecoklatan
Aromatik
Pedas
Menurunkan
tekanan darah



D.    PEMBAHASAN
Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau dari tanaman yang sengaja dibudidayakan/dikultur. Tanaman liar disini diartikan sebagai tanaman yang tumbuh dengan sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau tanaman yang sengaja ditanam tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia untuk obat (misalnya tanaman hias, tanaman pagar).
Haksel merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Sedangkan simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami proses perubahan apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan. Simplisia terbagi atas simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik dari simplisia yakni ukuran, warna dan bentuk simplisia dan merupakan salah satu cara dalam memperkenalkan tanaman karena mengingat tanaman yang sama belum tentu mempunyai bentuk morfologi yang sama pula. Sedangkan pengamatan anatomi dilakukan untuk mengamati bentuk sel dan jaringan yang diuji berupa sayatan melintang, membujur, dan serbuk dari simplisia. Dari pemeriksaan diperoleh pada anatomi daunnya terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, trikoma, xilem, floem. Pada batang terdiri dari epidermis, hypodermis, sklerenkim, xylem, floem, berkas pengangkut tipe kolateral. Pada akar terdapat epidermis, eksodermis, parenkim korteks, floem, dan xilem.Identifikasi kandungan kimia Simplisia yang diuji berupa simplisia tunggal baik dalam bentuk rajangan, serbuk, ekstrak, yang ditambahkan dengan pereaksi tertentu, dan reaksi warna dilakukan untuk pemastian identifikasi.
Pemeriksaan haksel dilakukan dengan cara pemeriksaan simplisia secara mikroskopik, organoleptis dan makroskopik pada 5 haksel dan serbuk simplisia. Pemeriksaan secara organoleptis dilakukan dengan mengamati warna, bau, dan rasa. Pemeriksaan secara mikroskopik dilakukan dengan melihat anatomi jaringan dari serbuk simplisia yang ditetesi larutan kloralhidrat kemudian dipanaskan di atas lampu spiritus (jangan sampai mendidih). Kemudian pengamatan dilakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat. Sedangkan khusus untuk uji amilum hanya ditetesi dengan aquades. Hal ini disebabkan karena penetesan kloralhidrat pada amilum dapat menghilangkan butir-butir amilum. Kloralhidrat juga dapat digunakan untuk menghilangkan kandungan sel seperti protein. Sedangkan pemeriksaan secara makroskopik dilakukan dengan melihat simplisia dan serbuk simplisia secara langsung dengan mata telanjang, memperhatikan bentuk dari simplisia.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi pada pemeriksaan makroskopik dan organoleptis. Simplisia satu dengan yang lainnya memiliki bentuk, warna, dan bau yang hampir mirip pada sebagian besar simplisia. Sedangkan kendala pada pemeriksaan mikroskopis adalah pada saat pemanasan, terkadang kloralhidrat pada objek gelas mendidih, sehingga pada saat diamati dibawah mikroskop, objek menjadi tidak jelas. Kendala lain pada pemeriksaan mikroskopis adalah ketidaktelitian praktikan dalam menggunakan alat sehingga antara pengamatan simplisia satu dengan yang lainnya dapat tercampur dan dapat mempengaruhi pemeriksaan.
Hasil yang diperoleh pada pengamatan haksel jambu biji secara makroskopik dan organoleptik, daunnya berwarna hijau, berbentuk tebal, berkerut, tidak mempunyai rasa, dan tidak mempunyai bau.. Daun jambu biji memiliki kegunaan sebagai diare, masuk angin, maag, dan sariawan.
Hasil yang diperoleh pada pengamatan haksel daun seledri, daunnya berwarna hijau, berbau khas, dan tidak berasa.. Daun seledri memiliki kegunaan untuk meningkatan enzim pada pencernaan (stomatik) menurunkan tekanan darah, menghentikan pendarahan.
Hasil yang diperoleh pada pengamatan haksel kayu manis, Rasa kulit kayu pedas, sedikit manis, berstfat hangat, dan wangi. Berkhasiat untuk menghilangkan dingin untuk menghangatkan lambung,meluruhkan kentut (karminatif), meluruhkan keringat (diaforetik), antirematik, meningkatkan nafsu makan (stomakik), dan meredakan nyeri (analgesik).
Hasil yang diperoleh pada pengamatan haksel jahe baunya aromatic disebabkan adanya minyak atsiri. sedangkan oleoresinnya menyebabkan rasa pedas. Banyak simplisia yang memiliki perbedaan yang jelas jika dibandingkan dengan simplisia yang lain. Hal ini disebabkan karena simplisia tersebut memiliki ciri khas yang diakibatkan oleh adanya perbedaan anatomi dan morfologi. Namun ciri khas tersebut dapat pula tidak nampak karena kesalahan dalam melakukan pemeriksaan dan penyimpnan simplisia yang relatif lama.


E.     PENUTUP
1. Kesimpulan
               Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa identifikasi simplisia yang dilakukan dengan cara antara lain: Organoleptik meliputi pengujian morfologi, yaitu berdasarkan warna, bau, dan rasa, dari simplisia tersebut. Makroskopik merupakan pengujian yang dilakukan dengan mata telanjang atau dengan bantuan kaca pembesar terhadap berbagai organ tanaman yang digunakan untuk simplisia. Mikroskopik, pada umumnya meliputi pemeriksaan irisan bahan atau serbuk dan pemeriksaan anatomi jaringan itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1975. Materia Medika Indonesia, Jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1977. Materia Medika Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid IV, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid V, Departemen Kesehatan RI, Jakarta
Anonim, 1979. Materia Medika Indonesia, Jilid VI, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anonim, 2008, “Buku Ajar Mata Kuliah Farmakognosi”, Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana, Jimbaran.

0 comments:

Post a Comment