Tuesday, November 22, 2016

Laporan Praktikum Farmakognosi: Percobaan 5. Uji Kandungan Kadar Air dan Kadar Abu


LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI


PERCOBAAN V
UJI KANDUNGAN KADAR AIR DAN KADAR ABU








OLEH:

NAMA                 : ASMAN SADINO
NIM                     : F1F1 12 092
KELOMPOK      : II (DUA)
KELAS                : C
ASISTEN             : LA ODE MUH. FITRAWAN, S.Farm., Apt.


LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014



PERCOBAAN V
UJI KANDUNGAN KADAR AIR DAN KADAR ABU

A.      TUJUAN

Tujuan pada percobaan ini adalah untuk menentukan kadar air dan kadar abu dari suatu ekstrak tanaman.

B.       BAHAN

1. Jahe

a. Klasifikasi Tanaman
Jahe (Zingiberis officinalis)
Regnum      : Plantae
Divisi          : Spermatophyta
Kelas           : monocotyledonae
Ordo           : zingiberales
Famili          : zingiberaceae
Genus         : zingiber
Spesies        : Zingiber officinale
b. Deskripsi Tanaman
Jahe (Zingiberis officinalis)
                  Berbatang semu, tinggi 30 cm sampai 1 meter, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga. Daunsempit, panjang 15 mm sampai 23 mm, lebar 8 mm sampai 15 mm. Tangkai daun berambut, panjang 2-4 mm. Bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 mm-1 cm, tidak berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa mulai tersembul dipermukaan tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit 2,75-3 kali lebarnya, sangat tajam, panjang mulai 3,5 cm sampai 5 cm,  lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga hamper tidak berambut, panjang 25 cm, rahis berambut jarang sisik pada ganggang terdapat 5 buahsampai 7 buah, berbentuk lanset, berdekatan atau rapat, hampir tidak berambut, pangjang sisik 3 cm-5 cm. daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bulat pada ujungnya, tidak berambut, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 cm - 1,75 cm; mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2 cm-2,5 cm, helainya agak sempit, berbentuk tajam berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 mm-2,5 mm, lebar 13 mm, kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik 2.
c. Deskripsi Simplisia
Jahe (Zingiberis officinalis)
Rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang pendek, warna putih kekuningan, bau khas, rasa pedas. Bentuk bundar telur terbalik, pada setiap cabang terdapat parut melekuk kedalam. Dalam bentuk potongan, panjang umumnya 3-4 cm, tebal 1-6,5 mm. bagian luar berwarna cokelat kekuningan, beralur memanjang, kadang-kadang terdapat serat bebas. Bekas patahan pendek dan berserat menonjol. Pada irisan melintang terdapat berturut-turut korteks sempit yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari-jari dan endodermis. Berkas pengangkut tersebar berwarna keabu-abuan. Sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna kekuningan.
2. Johar (Cassia siamea)
a. Klasifikasi Tanaman
     Johar (Cassia siamea)
     Regnum              : Plantae
     Divisi                  : Magnolipohyta
     Kelas                  : Magnoliopsida
     Ordo                   : Fabales
     Famili                 : Fabaceae
     Genus                 : Casia
     Spesies               : Cassia siamea
b. Deskripsi Tanaman
     Johar (Cassia siamea)
         Tanama berwarna hijau. Daun tunggal berhadapan, berbentuk lonjong sampai bundar. Batang berbentuk bundar, garis tengah kurang 1 mm. Cabang bergaris tengah lebih kurang 0,5 mm. Buah bergagang agak panjang, berambut pada rusuk-rusuk.
c. Deskripsi Simplisia
     Johar (Cassia siamea)
                    Daun tunggal, berhadapan, tidak mudah rontok, helaian daun berbentuk lonjong sampai bundar memanjang atau bundar telur terbalik, ujungnya bundar. Pangkal asimetris, membundar atau berlekuk. Pinggir bergerigi sangat dangkal. Panjang daun 2-7 mm, lebar 1,5-4 mm.
3. Sambiloto (Andrographidis paniculatae)
a. Klasifikasi Tanaman
                     Sambiloto (Andrographidis paniculatae)
Regnum              : Plantae
Divisi                  : Magnoliophyta
Kelas                  : Magnoliopsida
Ordo                   : Scrophulariales
Famili                 : Acanthaceae
Genus                 : Andrographidis
Spesies               : Andrographidis paniculatae
                 b.  Deskripsi Tanaman
Sambiloto (Andrographidis paniculatae)
Permukaan atas berwarna hijau,  hijau tua atau hijau kecoklatan dan bagian bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek. Buah berbentuk jorong, pangkal dan berujung tajam kadang-kadang pecah secara membujur. Permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua.
c.  Deskripsi Simplisia
Sambiloto (Andrographidis paniculatae)
                  Daun bersilang berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset sampai bentuk lidah lombak. Rapuh, tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung meruncing dan tepi daun rata.
4. Kunyit (Curcumae domestica)
     a. Klasifikasi Tanaman
Kunyit (Curcumae domestica)
Regnum              : Plantae
Divisi                  : Spermatophyta
Kelas                  : Monocotyledonae
Ordo                   : Zingiberales
Famili                 : Zingiberaceae
Genus                 : Curcuma
Spesies               : Curcuma domestika Val.
                 b.  Deskripsi Tanaman
Kunyit (Curcumae domestica)
Tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 0,75 m, daunnya berbentuk lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau merah muda. Tanaman herba tahunan ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang berwarna kuning tua atau jingga terang. Perbanyakannya dengan anakan.
                 c. Deskripsi Simplisia
Kunyit (Curcumae domesticate rhizoma)
Kepingan ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecokelatan; baukhas, rasa agak pahit, agak pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal; bentuk hamper bundar sampai bulat panjang, kadang-kadangbercabang; lebar 0,5-3 cm, panjang 2-6 cm, tebal 1-5 mm; umumnya melengkung tidak beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar. Batas korteks dan silinder pusat kadang-kadang jelas. Bekas patahan agak rata, berdebu, warna kuning jingga sampai cokelat kemerahan.
5.   Jambu Biji (Psidii guajava)
                  a. Klasifikasi Tanaman
                       Jambu Biji (Psidii guajava)
Regnum            : Plantae
Divisi                : Spermatophyta
Kelas                 : Monocotyledonae
Ordo                 : Myrtales
Famili                : Myrtaceae

Genus               :Psidium

Spesies              : Psidium guajava L.

b. Deskripsi Tanaman

           Jambu Biji (Psidii guajava)
Tanaman perdu, tinggi 5-10 meter. Batang berkayu licin, mengelupas, bercabang- bercabang, warna cokelat kehijauan. Daun tunggal. Bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau kekuningan. Bunga tunggal di ketiak daun, mahkota bulat telur, panjang 1,5 cm, warna putih kekuningan. Buah buni, bulat telur, warna putih kekuningan.
      c. Deskripsi Simplisia
Jambu Biji  (Psidii guajavae folium)
Bentuk berupa lembaran daun, warna hijau; bau khas aromatic; rasa kelat. Daun tunggal, bertangkai pendek, panjang tangkai daun 0,5-1 cm; helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang 5-13 cm, lebar 3-6 cm; pinggir daun rata agak menggulung keatas; permukaan atas agak licin, warna hijau kecokelatan; ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol pada permukaan bawah, bertulang menyirip.

C.      HASIL PENGAMATAN

Uji
Berat sebelum (g)
Penimbangan (g)
Rata-rata
I
II
III
Kadar air
36,891
36,531
31,711
41,742
36,661
36,905
36,502
31,713
41,701
36,638
37,161
36,501
31,712
41,702
36,638
Kadar abu
47,440
46,442
46,445
46,447
46,444
31,962
30,971
30,973
30,972
30,972
31,668
30,704
30,701
30,702
30,702


D.      PEMBAHASAN

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau dari tanaman yang sengaja dibudidayakan/dikultur. Tanaman liar disini diartikan sebagai tanaman yang tumbuh dengan sendirinya di hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau tanaman yang sengaja ditanam tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia untuk obat (misalnya tanaman hias, tanaman pagar).
Sifat dari metode analisa kadar air dengan menggunakan metode oven berdasarkan pada gravimetri, yaitu berdasarkan pada selisih berat sebelum pemanasan dan setelah pemanasan. Sehingga sebelum dilakukan analisa, terlebih dahulu dilakukan penimbangan cawan yang akan dipergunakan untuk mengeringkan sampel. Penimbangan dilakukan sampai berat cawan konstan, yaitu dengan memanaskan cawan dalam oven pada suhu 100-105 0C selama 1,5  jam. Dilakukan triplo dengan menggunakan tiga cawan yang berbeda. Dan kadar air yang diperoleh yaitu sebesar 23 %, 26,7% dan 52,3 %.
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu bahan. Mineral yang terdapat dalam satu bahan dapat merupakan dua macam garam yaitu garam organik dan garam anorganik. Garam organik terdiri dari garam-garam asam malat, oksalat, asetat, dan pektat, sedangkan garam anorganik antara lain dalam bentuk garam fosfat, karbonat ,klorida, sulfat, nitrat. Mineral juga biasanya berbentuk sebagai senyawa kompleks yang bersifat organis. Apabila akan ditentukan jumlah mineralnya dalam bentuk aslinya adalah sangat sulit, oleh karenanya biasanya dilakukan dengan menentukan sisa-sia pembakaran garam mineral tersebut, yang dikenal dengan pengabuan.
Kadar abu pada bahan pangan menggambarkan kandungan mineral dari sampel bahan makanan. Kadar abu ialah material yang tertinggal bila bahan makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500-800 °C. dalam hal ini metode pengabuan dengan metode tanur adalah dengan cara membakar bahan hingga mencapai suhu 600-750 oC hingga bahan berwarna abu-abu. Semua bahan organik akan terbakar sempurna menjadi air dan CO2 serta NH3 sedangkan elemen-elemen tertinggal sebagai oksidannya. Dengan mengetahui berat cawan ketika mula-mula kosong, dapat dihitung berat abu yang telah terjadi. Bila berat dinyatakan dalam persen berat asal sampel pada permulaan pengabuan, terdapatlah kadar berat abu dalam persen. Pengerjaan penimbangan harus dilakukan cepat, karena abu yang  kering ini umumnya bersifat higroskopik, sehingga bila pengerjaan dilakukan lambat, abu akan bertambah berat karena mengisap uap air dari udara. Dilakukam triplo dengan tiga cawan berbeda untuk hasil yang lebih akurat, namun terdapat data yang rancu. Data yang diperoleh yaitu 0,4 %, 1 % dan 3,4 %.
Penetapan kadar air dilakukan menurut cara yang tertera pada Farmakope Indonesia atau Materia Medika Indonesia. Kadar air yang dipersyaratkan adalah tidak lebih dari 10 %. Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak boleh lebih dari 2 %, kecuali dinyatakan lain.

E.       PENUTUP

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu kadar air sampel jahe yaitu 23 %, 26,7% dan 52,3 %. dan kadar abu sampel daun jahe yaitu 0,4 %, 1 % dan 3,4 %.

2. Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu saat pengujian organoleptik diharapkan mahasiswa dapat lebih serius dalam proses pengerjaannya sehingga kesalahan dalam proses pengujian dapat diminimalisir.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.





0 comments:

Post a Comment