LABORATORIUM
FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
PERCOBAAN V
UJI KANDUNGAN KADAR
AIR DAN KADAR ABU
OLEH:
NAMA : ASMAN SADINO
NIM : F1F1 12 092
KELOMPOK : II (DUA)
KELAS : C
ASISTEN : LA ODE MUH. FITRAWAN,
S.Farm., Apt.
LABORATORIUM
FARMAKOGNOSI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
PERCOBAAN
V
UJI KANDUNGAN KADAR
AIR DAN KADAR ABU
A.
TUJUAN
Tujuan pada
percobaan ini adalah untuk menentukan kadar air dan kadar abu dari suatu
ekstrak tanaman.
B.
BAHAN
1. Jahe
a.
Klasifikasi Tanaman
Jahe
(Zingiberis officinalis)
Ordo : zingiberales
Famili : zingiberaceae
b. Deskripsi Tanaman
Jahe
(Zingiberis officinalis)
Berbatang semu,
tinggi 30 cm sampai 1 meter, rimpang bila dipotong berwarna kuning atau jingga.
Daunsempit, panjang 15 mm sampai 23 mm, lebar 8 mm sampai 15 mm. Tangkai daun
berambut, panjang 2-4 mm. Bentuk lidah daun memanjang, panjang 7,5 mm-1 cm,
tidak berambut, seludang agak berambut. Perbungaan berupa mulai tersembul dipermukaan
tanah, berbentuk tongkat atau bulat telur yang sempit 2,75-3 kali lebarnya, sangat
tajam, panjang mulai 3,5 cm sampai 5 cm,
lebar 1,5 cm-1,75 cm. gagang bunga hamper tidak berambut, panjang 25 cm,
rahis berambut jarang sisik pada ganggang terdapat 5 buahsampai 7 buah,
berbentuk lanset, berdekatan atau rapat, hampir tidak berambut, pangjang sisik
3 cm-5 cm. daun pelindung berbentuk bundar telur terbalik, bulat pada ujungnya,
tidak berambut, berwarna hijau cerah, panjang 2,5 cm, lebar 1 cm - 1,75 cm;
mahkota bunga berbentuk tabung, panjang tabung 2 cm-2,5 cm, helainya agak sempit,
berbentuk tajam berwarna kuning kehijauan, panjang 1,5 mm-2,5 mm, lebar 13 mm,
kepala sari berwarna ungu, panjang 9 mm, tangkai putik 2.
c.
Deskripsi Simplisia
Jahe
(Zingiberis officinalis)
Rimpang agak pipih, bagian ujung bercabang
pendek, warna putih kekuningan, bau khas, rasa pedas. Bentuk bundar telur terbalik,
pada setiap cabang terdapat parut melekuk kedalam. Dalam bentuk potongan,
panjang umumnya 3-4 cm, tebal 1-6,5 mm. bagian luar berwarna cokelat kekuningan,
beralur memanjang, kadang-kadang terdapat serat bebas. Bekas patahan pendek dan
berserat menonjol. Pada irisan melintang terdapat berturut-turut korteks sempit
yang tebalnya lebih kurang sepertiga jari-jari dan endodermis. Berkas pengangkut
tersebar berwarna keabu-abuan. Sel kelenjar berupa titik yang lebih kecil berwarna
kekuningan.
2. Johar
(Cassia siamea)
a.
Klasifikasi Tanaman
Johar
(Cassia siamea)
Divisi :
Magnolipohyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo :
Fabales
Famili :
Fabaceae
Genus :
Casia
Spesies :
Cassia siamea
b.
Deskripsi Tanaman
Johar
(Cassia siamea)
Tanama berwarna hijau. Daun tunggal
berhadapan, berbentuk lonjong sampai bundar. Batang berbentuk bundar, garis
tengah kurang 1 mm. Cabang bergaris tengah lebih kurang 0,5 mm. Buah bergagang
agak panjang, berambut pada rusuk-rusuk.
c.
Deskripsi Simplisia
Johar
(Cassia siamea)
Daun tunggal, berhadapan, tidak mudah rontok, helaian
daun berbentuk lonjong sampai bundar memanjang atau bundar telur terbalik,
ujungnya bundar. Pangkal asimetris, membundar atau berlekuk. Pinggir bergerigi
sangat dangkal. Panjang daun 2-7 mm, lebar 1,5-4 mm.
3.
Sambiloto
(Andrographidis paniculatae)
a. Klasifikasi
Tanaman
Sambiloto (Andrographidis paniculatae)
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographidis
Spesies : Andrographidis paniculatae
b. Deskripsi
Tanaman
Sambiloto (Andrographidis paniculatae)
Permukaan
atas berwarna hijau, hijau tua atau
hijau kecoklatan dan bagian bawah berwarna hijau pucat. Tangkai daun pendek.
Buah berbentuk jorong, pangkal dan berujung tajam kadang-kadang pecah secara
membujur. Permukaan luar kulit buah berwarna hijau tua.
c. Deskripsi Simplisia
Sambiloto (Andrographidis
paniculatae)
Daun
bersilang berhadapan, umumnya terlepas dari batang, bentuk lanset sampai bentuk
lidah lombak. Rapuh, tipis, tidak berambut, pangkal daun runcing, ujung
meruncing dan tepi daun rata.
4. Kunyit (Curcumae domestica)
a. Klasifikasi Tanaman
Kunyit
(Curcumae domestica)
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Spesies : Curcuma domestika Val.
b. Deskripsi
Tanaman
Kunyit
(Curcumae domestica)
Tumbuhan berbatang basah, tingginya
sampai 0,75 m, daunnya berbentuk lonjong, bunga majemuk berwarna merah atau merah
muda. Tanaman herba tahunan ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang
berwarna kuning tua atau jingga terang. Perbanyakannya dengan anakan.
c. Deskripsi Simplisia
Kunyit (Curcumae domesticate rhizoma)
Kepingan ringan, rapuh, warna kuning
jingga, kuning jingga kemerahan sampai kuning jingga kecokelatan; baukhas, rasa
agak pahit, agak pedas, lama kelamaan menimbulkan rasa tebal; bentuk hamper bundar
sampai bulat panjang, kadang-kadangbercabang; lebar 0,5-3 cm, panjang 2-6 cm,
tebal 1-5 mm; umumnya melengkung tidak beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal
upih daun dan pangkal akar. Batas korteks dan silinder pusat kadang-kadang jelas.
Bekas patahan agak rata, berdebu, warna kuning jingga sampai cokelat kemerahan.
5.
Jambu Biji (Psidii guajava)
a. Klasifikasi Tanaman
Jambu Biji (Psidii
guajava)
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus :Psidium
Spesies : Psidium
guajava L.
b. Deskripsi
Tanaman
Jambu Biji (Psidii guajava)
Tanaman perdu, tinggi
5-10 meter. Batang berkayu licin, mengelupas, bercabang- bercabang, warna cokelat
kehijauan. Daun tunggal. Bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi
rata, panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau kekuningan.
Bunga tunggal di ketiak daun, mahkota bulat telur, panjang 1,5 cm, warna putih kekuningan.
Buah buni, bulat telur, warna putih kekuningan.
c. Deskripsi Simplisia
Jambu Biji (Psidii guajavae folium)
Bentuk berupa lembaran daun,
warna hijau; bau khas aromatic; rasa kelat. Daun tunggal, bertangkai pendek,
panjang tangkai daun 0,5-1 cm; helai daun berbentuk bundar menjorong, panjang
5-13 cm, lebar 3-6 cm; pinggir daun rata agak menggulung keatas; permukaan atas
agak licin, warna hijau kecokelatan; ibu tulang daun dan tulang cabang menonjol
pada permukaan bawah, bertulang menyirip.
C.
HASIL PENGAMATAN
Uji
|
Berat sebelum (g)
|
Penimbangan (g)
|
Rata-rata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
Kadar air
|
36,891
|
36,531
|
31,711
|
41,742
|
36,661
|
36,905
|
36,502
|
31,713
|
41,701
|
36,638
|
|
37,161
|
36,501
|
31,712
|
41,702
|
36,638
|
|
Kadar abu
|
47,440
|
46,442
|
46,445
|
46,447
|
46,444
|
31,962
|
30,971
|
30,973
|
30,972
|
30,972
|
|
31,668
|
30,704
|
30,701
|
30,702
|
30,702
|
D.
PEMBAHASAN
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai
obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain
simplisia merupakan bahan yang dikeringkan. Simplisia dapat
diperoleh dari tanaman liar atau dari tanaman yang sengaja dibudidayakan/dikultur.
Tanaman liar disini diartikan sebagai tanaman yang tumbuh dengan sendirinya di
hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau tanaman yang sengaja ditanam
tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia untuk obat (misalnya tanaman hias,
tanaman pagar).
Sifat dari metode analisa kadar air dengan menggunakan
metode oven berdasarkan pada gravimetri, yaitu berdasarkan pada selisih berat
sebelum pemanasan dan setelah pemanasan. Sehingga sebelum dilakukan analisa,
terlebih dahulu dilakukan penimbangan cawan yang akan dipergunakan untuk
mengeringkan sampel. Penimbangan dilakukan sampai berat cawan konstan, yaitu dengan memanaskan
cawan dalam oven pada suhu 100-105 0C selama 1,5 jam. Dilakukan triplo dengan menggunakan tiga
cawan yang berbeda. Dan kadar air yang diperoleh yaitu sebesar 23
%, 26,7% dan 52,3 %.
Kandungan abu dan komposisinya tergantung pada macam
bahan dan cara pengabuannya. Kadar abu ada hubungannya dengan mineral suatu
bahan. Mineral yang terdapat dalam satu bahan dapat merupakan dua macam garam
yaitu garam organik dan garam anorganik. Garam organik terdiri dari garam-garam
asam malat, oksalat, asetat, dan pektat, sedangkan garam anorganik antara lain
dalam bentuk garam fosfat, karbonat ,klorida, sulfat, nitrat. Mineral juga
biasanya berbentuk sebagai senyawa kompleks yang bersifat organis. Apabila akan
ditentukan jumlah mineralnya dalam bentuk aslinya adalah sangat sulit, oleh
karenanya biasanya dilakukan dengan menentukan sisa-sia pembakaran garam
mineral tersebut, yang dikenal dengan pengabuan.
Kadar abu pada bahan pangan menggambarkan kandungan
mineral dari sampel bahan makanan. Kadar abu ialah material yang tertinggal
bila bahan makanan dipijarkan dan dibakar pada suhu sekitar 500-800
°C. dalam hal ini metode pengabuan dengan metode tanur
adalah dengan cara membakar bahan hingga mencapai suhu 600-750
oC hingga bahan berwarna abu-abu. Semua bahan organik akan
terbakar sempurna menjadi air dan CO2 serta NH3 sedangkan
elemen-elemen tertinggal sebagai oksidannya. Dengan mengetahui berat cawan
ketika mula-mula kosong, dapat dihitung berat abu yang telah terjadi. Bila
berat dinyatakan dalam persen berat asal sampel pada permulaan pengabuan,
terdapatlah kadar berat abu dalam persen. Pengerjaan penimbangan harus
dilakukan cepat, karena abu yang kering
ini umumnya bersifat higroskopik, sehingga bila pengerjaan dilakukan lambat,
abu akan bertambah berat karena mengisap uap air dari udara. Dilakukam triplo
dengan tiga cawan berbeda untuk hasil yang lebih akurat, namun terdapat data
yang rancu. Data yang diperoleh yaitu 0,4 %, 1
% dan 3,4
%.
Penetapan
kadar air dilakukan menurut cara yang tertera pada Farmakope Indonesia atau
Materia Medika Indonesia. Kadar air yang dipersyaratkan adalah tidak lebih dari
10 %. Kadar abu yang tidak larut dalam asam tidak boleh lebih dari 2 %, kecuali
dinyatakan lain.
E.
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu kadar air sampel jahe yaitu 23 %, 26,7% dan 52,3 %. dan kadar abu sampel daun jahe yaitu 0,4
%, 1
% dan 3,4
%.
2. Saran
Saran
yang dapat diberikan yaitu saat pengujian organoleptik diharapkan mahasiswa
dapat lebih serius dalam proses pengerjaannya sehingga kesalahan dalam proses
pengujian dapat diminimalisir.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2009, Farmakope Herbal Indonesia Edisi I, Departemen Kesahatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Anonim,
1989, Materia Medika Indonesia Jilid V, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
0 comments:
Post a Comment