Tuesday, November 22, 2016

Praktikum Mikrobiologi Farmasi: Percobaan 3. Isolasi Mikroorganisme

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pada umumnya mikroba yang hidup di alam terdapat dalam bentuk populasi campuran. Sangat jarang mikroba di alam dijumpai sebagai spesies yang tunggal. Dengan demikian, agar mikroba tersebut dapat diidentifikasikan, sehingga mudah dipelajari sifat pertumbuhan, morfologis, dan fisiologis masing-masing mikroba maka langkah pertama yang harus dilakukan yaitu spesies tersebut dipisahkan dari organisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, kemudian ditumbuhkan menjadi biakan murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu spesies.
Mikroorganisme tersebar luas di dalam lingkungan baik di tanah, air,maupun udara. Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik ditanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubu manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.
Adapun yang melatar belakangi sehingga peraktikum ini dilaksanakan adalah untuk mengetahui dan menguasai teknik isolasi mikroba dari wadah yang satu ke wadah yang lain sehingga hanya biakan murni yang dapat tumbuh.

B.  Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada pratikum ini adalah:
1.     Metode-metode apa saja yang digunakan untuk memisahkan mikrobia tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni?
2.    Bagaimana karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni?

C.  Maksud Percobaan

Maksud percobaan pada praktikum ini adalah :
1.     Memahami metode-metode yang digunakan untuk memisahkan mikrobia tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni.
2.    Memahami karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni


D.   Tujuan Percobaan
Tujuan pada pratikum ini adalah:
1.     Untuk mengetahui metode-metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni.
2.    Untuk mengetahui karakteristik mikroba yang tumbuh pada kultur murni.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Teori Umum
Mikrobiologi berasal dari bahasa yunani yaitu micros = kecil atau renik, Bio = Hidup atau kehidupan, dan logos = Ilmu atau kehidupan.  Jadi Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang organisma yang berukuran mikroskopis dengan objek yang dipelajari meliputi virus, bakteri, ragi/jamur, dan beberapa organisma kecil yang harus dilihat dengan menggunakan mikroskop (Syamsunir, 1992)
Mikroorganisme memiliki fleksibilitas metabolisme yang tinggi karena mikroorganisme ini harus mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang besar sehingga apabila ada interaksi yang tinggi dengan lingkungan menyebabkan terjadinya konversi zat yang tinggi pula. Akan tetapi karena ukurannya yang kecil, maka tidak ada tempat untuk menyimpan enzim-enzim yang telah dihasilkan. Dengan demikian, enzim yang tidak diperlukan tidak akan disimpan dalam bentuk persediaan. Enzim-enzim tertentu yang diperlukan untuk perngolahan bahan makanan akan diproduksi bila bahan makanan tersebut sudah ada. Peran mikroorganisme sangat luas yang mencakup di berbagai bidang yang meliputi : bidang pangan, kesehatan, industri, ekologi, teknik rekayasa genetika, dan lain-lain. Peran tersebut ada yang merugikan dan ada pula yang menguntungkan (Nurtjahyani, 2011).
Kemampuan pertumbuhan yang berbeda-beda pada setiap isolat bakteri, maka diperlukan media pertumbuhan alternatif yang murah untuk mendapatkan pertumbuhan isolat bakteri yang optimum. Salah satu media pertumbuhan alternatif yang sering digunakan adalah air rendaman kedelai. Air redaman kedelai merupakan salah satu limbah yang masih memiliki nilai ekonomis, karena kandungan senyawa organik dan nutrient yang terdapat di dalamnya masih relatif tinggi jika dibandingkan yeast extract (Antonius 2013).
Mikoorganisme terdapat di mana - mana, seperti pada tanah, debu, udara, air, makanan ataupun permukaan jaringan tubuh kita. Keberadaan mikoorganisme tersebut ada yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, tetapi banyak pula yang merugikan manusia misalnya dapat menimbulkan berbagai penyakit atau bahkan dapat menimbulkan kerusakan akibat kontaminasi. Pengendalian mikroorganisme dapat dilakukan dengan penyinaran ultra violet (Ariyadi, 2009).
Ada beberapa metode untuk menginokulasi bakteri sesuai dengan jenis medium tujuannya. Pada medium agar tegak, dilakukan metode tusuk menggunakan jarum ose. Pada medium agar miring, dilakukan metode gores dengan menggunakan loop ose. Pada medium petridisk, dapat digunakan metode streak plate (metode gores), pour plate (metode tuang) atau spread plate (metode sebar). Sehingga dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati  (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan murni antara lain yang pertama Metode cawan gores, dimana Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Kemudian yang kedua adalah Metode cawan tuang dimana cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan ( ±50­­ oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi. Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu. Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan. (Ratna, 1990)

B. Uraian Bahan
1.  Agar (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 74)
Nama resmi           :   Agar
Nama lain              :   Agar-agar
Pemerian                :   Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan berlekatan, atau berbentuk keping, serpih atau butiran; jingga lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai kuning pucat atau tidak berwarna; tidak berbau atau berbau lemah; rasa berlendir; jika lembab liat; jika kering rapuh
Kelarutan               :   Praktis tidak larut dalam air, dan larut dalam air mendidih.
Kegunaan               :   Sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan          :   Dalam wadah tertutup baik.
2.  Aquades (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 96)
Nama resmi           :   Aqua Destillata
Sinonim                  :   Aquadest / Air Suling
RM / BM                :   H2O / 18,02
Rumus struktur     :   H – O - H
Pemerian                :   Cairan jernih, tidak berwarna. Tidak berasa, tidak berbau.
Penyimpanan          :   Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan               :   Sebagai pelarut
3.  Dekstrosa (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : )
Nama resmi           :   Dextrosum
Sinonim                  :   Dekstrosa
RM / BM                :   C6H12O6.H2O / 180,16
Pemerian                :   Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih, tidak berbau, rasa manis.
Kelarutan               :   Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air mendidih, larut dalam etanol mendidih, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan          :   Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan               :   Sebagai komponen pembuat medium PDA
4.  Ekstrak Beef (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : )
Nama resmi           :   Beef Extract
Nama lain              :   Kaldu nabati, kaldu hewani, ekstrak beef
Pemerian                :   Berbau dan berasa pada lidah. Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengn cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta. Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, baud an rasa seperti daging, sedikit asam.
Kelarutan               :   Larut dalam air dingin.
Kegunaan               :   Sumber protein untuk pertumbuhan mikroorganisme
Penyimpanan          :   Simpan dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya.
5.  Ekstrak Yeast (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 671)
Nama resmi           :   Ekstrak ragi
Sinonim                  :   Sari ragi
Pemerian                :   Kuning kemerahan sampai coklat, bau khas tidak busuk
Kelarutan               :   Larut dalam air, membentuk larutan kuning sampai coklat, bereaksi asam lemah, tidak mengandung karbohidrat
Penyimpanan          :   Dalam wadah tertrutup baik
6.  Alkohol ( Dirjen POM, 1979)
Nama resmi           :   Aethanolum
Nama Lain             :   Etanol
RM / BM                :   C2H5OH / 47,06
Pemerian                :   Cairan tak berwarna, jernih muda menguap, mudahbergerak, bau khas, rasa panas,  mudah terbakar, memberikan nyala biru yang tak berasap.
Kelarutan               :   Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut organik
Penyimpanan          :   Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala  api.
Kegunaan               :   Sebagai pelarut
7.  Pepton (Farmakope Indonesia, edisi III, Hal : 721)
Nama resmi           :   Pepton
Pemerian                :   Serbuk, kuning kemerahan sampai coklat, bau khas, tapi tidak busuk.
Kelarutan               :   Larut dalam air; memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi agak asam; praktis tidak larutan dalam etanol (95%) P dan dalam eter P
Penyimpanan          :   Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan               :   Sebagai komponen pembuat medium PDA


c. Uraian Mikroba Uji
1. Pseudomonas aeruginosa
a.  Klasifikasi
Kerajaan            :     Bacteria
Filum                  :     Proteobacteria
Kelas                  :     GammaProteobacteria
Ordo
                  :     Pseudomonadales
Famili
                 :     Pseudomonadaceae
Genus
                 :     Pseudomonas
Tipe spesies
      :     Pseudomonas aeruginosa
b.  Morfologi
                                    Bentuk batang bulat 0,5-1,5 menit mikron, ciri-ciri pertumbuhan pada agar sel putih, dan sel tampak sendiri dan berpasangan, divisi lebih dari satu dan berkelompok mengembang sampai tak beraturan.
2. Candida albicans
Klasifikasi:
Divisio     : Mycota
Class        : Denteromycetes
Ordo        : Pseudosaccharomycetales
Family     : Candida
Spesies    : Candida albicans
Morfologi:
Pada sediaan mikroskopik eksudat, candida tampak sebagai ragi lonjong bertunas, gram positif, ukurannya 2-3 x 4-6 m dan sel -sel bertunas. Gram positif yang memanjang menyerupai hifa (pseudohifa). Pada agar Saboraud yang dieramkan pada suhu kamar, terbentuk koloni-koloni lunak yang berwarna krem yang mempunyai bau seperti ragi. Pertumbuhan permukaan terdiri dari sel-sel yang bertunas yang lonjong. Ini terdiri dari pseudohifa yang membentuk blastospora pada nodus-nodus dan kadang-kadang khlamidospora dan ujung-ujungnya. Dapat meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas. Menghasilkan asam dari sukrosa daan tidak bereaksi dengan laktosa.


BAB III
METODE KERJA
A.   Alat
Alat-alat yang digunakan pada pratikum ini, yakni tabung reaksi, spoit, lampu spiritus, jarum inokulum, cawan petri, inkubator, laminar air flow, enkas, botol gelap.
B.    Bahan
Bahan- bahan yang di gunakan pada pratikum ini, yakni akuades, NA (Nutrient Agar), NB (Nutrient Broth), (PDA (Potato dectrose agar), alkohol 70%, Aluminium voil, kapas, tissu, air sumur.
C.    Prosedur Kerja
1.  Inokulasi Mikroba
a.    Penyiapan Media (Miring, Tegak, Cair)
·         Media Miring
1.   Dituang Natrium Agar  ke dalam tabung reaksi dan memiringkannya dan membiarkanya memadat.

·         Media Tegak
1.   Dimasukkan Natrium Agar  ke dalam tabung reaksi dan membiarkanya memadat.

·         Media Cair
1.     Dimasukkan Medium Natrium Broth ke dalam tabung reaksi.
b.    Penanaman Mikroba Uji (inokulasi)
·         Media Miring
1.   Dipegang tabung medium Natrium Agar pembiakan dengan tangan kiri.
2.  Diambil koloni yang ada dengan jarum inokulasi pada lempeng pembiakan.
3.  Digores biakan pada permukaan medium miring dengan cara zig zag dari bawah ke atas..
4.  Diinkubasi pada suhu 37 0C selama 1 x 24 jam.
5.  Dilakukan pengamatan koloni secara morfologi.

·         Media Tegak
1.   Diambil  satu ose isolat dari medium
2.  Ditusukkan kedalam permukaan medium Natrium Agar didalam tabung reaksi.
3.  Diinkubasi pada suhu 37 0C selama 24 jam.
4.  Dilakukan pengamatan koloni secara morfologi.

·         Media Cair
1.   Diambil satu ose isolat bakteri dari medium biakan
2.    Diaduk sampai rata.
3.    Diinkubasi  pada suhu 37 0C selama 24 jam.
4.    Dilakukan pengamatan koloni secara morfologi.                                      
2.  Isolasi Mikroba
a.    Diencerkan  sampel yang akan diisolasi dari pengenceran 10-1 hingga 10-4.
b.    Dipipet sebanyak 1 ml larutan tersebut dari pengenceran 10-4 dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril
c.    Dituangkan Natrium Agar yang telah dicairkan ke dalam cawan petri tersebut, memutar cawan petri di atas meja dengan gerakan seperti angka delapan untuk menyebarkan sel-sel mikroba secara merata.
d.    Diinkubasi cawan-cawan tersebut dengan posisi terbalik.
e.    Diamati koloni mikroba yang terbentuk.



BAB IV
KAJIAN HASIL PRAKTIKUM

A.  Gambar Pengamatan
1.  Inokulasi mikroba
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO

3
 

2
 

11
 
MIKROBA : Pseudomonas aurogenosa
MEDIUM : PDA Miring
Keterangan :
1. Tabung reaksi
2. Medium PDA
3. Ciri koloni      
   spreading
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
MIKROBA : Pseudomonas aurogenosa
MEDIUM : NA Tegak
Keterangan :
1. Tabung reaksi
2. Medium NA
3. Ciri koloni      
   spreading







LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO

3
 

2
 

11
 
MIKROBA : Pseudomonas aurogenosa
MEDIUM : NB Cair
Keterangan :
1. Tabung reaksi
2. Medium NB
3. Ciri koloni : sediment













2.  Isolasi
LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO

3
 

2
 

1
 
SAMPEL : Air Sumur 10-1
MEDIUM : PDA
Keterangan :
1. Cawan Petri
2. Medium PDA
3. Ciri Koloni : Ukuran (Moderate), Bentuk (Circular), Elevasi (Umbonate), Tepi (Lobate), Warna (putih)






LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO

1
 

3
 

2
 
SAMPEL : Air Sumur 10-2
MEDIUM : PDA
Keterangan :
1. Cawan Petri
2. Medium PDA
3. Ciri Koloni : Ukuran (Small), Bentuk (Irrengular), Elevasi (Umbonate), Tepi (Entire), Warna (putih)











LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO

3
 

1
 

2
 
SAMPEL : Air Sumur 10-3
MEDIUM : PDA
Keterangan :
1. Cawan Petri
2. Medium PDA
3. Ciri Koloni : Ukuran (Small), Bentuk (Circular), Elevasi (Raised), Tepi (Entire), Warna (putih)










LABORATORIUM
MIKROBIOLOGI FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO

3
 

2
 

1
 
SAMPEL : Air Sumur 10-4
MEDIUM : PDA
Keterangan :
1. Cawan Petri
2. Medium PDA
3. Ciri Koloni : Ukuran (Pinpoint), Bentuk (Circular), Elevasi (Raised), Tepi (Entire), Warna (putih)



A.  1. Tabel hasil pengamatan isolasi
Nama Media
Ciri Koloni
Warna
Ukuran
Bentuk
Elevasi
Tepi
PDA
Moderate
Circular
Umbonate
Lobate
Putih
PDA
Small
Irregular
Umbonate
Entire
Putih
PDA
Small
Circular
Raised
Entire
Putih
PDA
Pinpoint
Circular
Raised
Entire
Putih


2.Tabel hasil pengamatan inokulasi
No.
Bakteri/ jamur
Bentuk koloni
NA tegak
NB cair
PDA miring
1.
PA
Beaded
Sediment
Spreading
2.
Stapiloccocus aureus
-
Spreading
Sediment


B.  Pembahasan
Isolasi adalah cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan sehingga diperoleh biakan yang sifatnya murni. Tujuan isolasi adalah untuk memperlihatkan keanekaragaman mikroorganisme dalam lingkungan di sekitar kita. Inokulasi adalah proses memindahkan mikroorganisme dari medium yang lama ke medium yang baru.
Saat isolasi mikroba perlu dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah menginokulasikan mikroba jarum ose yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri, setelah sampel dimasukan kedalam cawan petri setiap membuka dan menutup cawan petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya sampel. Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikroba pada cawan petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mikroba terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi. Sehingga kualitas mikroba tidak rusak atau mengalami gangguan.
Prinsip kerja isolasi bakteri cukup sederhana yakni dengan menginokulasikan sejumlah kecil bakteri pada suatu medium tertentu yang dapat menyusung kehidupan bakteria. Sejumlah kecil bakteri ini didapat dari bermacam-macam tempat tergantung dari tujuan inokulasi. Dalam kajian mikrobiologi yang berhubungan dengan sumber bakteri adalah mikrobia tanah, air, makanan dan udara.
Tujuan dari pemindahan biakan untuk menguasai teknik pemindahan biakan bakteri dari satu wadah ke wadah lain secara aseptik, sehingga hanya biakan murni yang diharapkan yang tumbuh. Hal ini sangat penting dalam tahap awal pekerjaan isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultur (bukan dari substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapat menyebabkan kontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan.
Beberapa cara atau metode yang dikenal untuk memperoleh biakan murni dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Metode tersebut didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh spesies individu, dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu jenis sel yang dapat diamati.
Metode inokulasi terbagi dua yaitu Metode agar tegak dimana metode ini menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan tegak (permukaannya rata) dalam tabung reaksi. Inokulasi ini menggunakan ose lurus dengan cara menusukkan ose yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri atau jamur ke dalam medium yang memadat hingga ½ dari tinggi medium. Kemudian diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1 x 24 jam untuk bakteri dan selama 3 x 24 jam untuk jamur pada suhu kamar. Kemudian Metode agar miring dimana pada metode agar miring inokulasi menggunakan medium yang telah dipadatkan dengan dimiringkan dalam tabung reaksi. Pada metode ini digunakan ose bulat yang telah disentuhkan dengan biakan bakteri atau jamur dengan cara digoreskan secara zig-zag pada permukaan medium. Kemudian diinkubasikan selama 1 x 24 jam  untuk  bakteri dalam  inkubator  pada  suhu  37oC  dan  selama 3 x 24 jam untuk jamur pada suhu kamar. Sedangkan metode isolasi terbagi tiga, yaitu Isolasi substrat padat contohnya metode gores, yang kedua adalah Isolasi substrat cair contohnya Metode tuang dan Metode sebar.
Pada percobaan ini dilakukan inokulasi bakteri Pseudomonas aureus dengan menggunakan medium NA tegak, medium PDA miring dan medium NB cair serta menggunakan cawan Petri, sehingga dapat diperoleh bentuk bakteri yang berbeda-beda.
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam mikroorganisme serta kultur bakteri. Sedangkan medium PDA berfungsi untuk menumbuhkan fungi jenis kapang. Pada praktikum ini kita mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan semua bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat pemindahan, setelah di inokulasi biakan bakteri disimpan dan diinkubasi dalam lingkungan yang sesuai untuk petumbuhan.
Hasil yang diperoleh pada isolasi air sumur 10-1 pada media PDA diperoleh ciri koloninya adalah pada ukuran cirinya moderate, pada bentuk cirinya circular, pada elevasi cirinya umbonate, pada tepinya cirinya lobate dan warnanya putih. Kedua pada isolasi air sumur 10-2 pada media PDA diperoleh ciri koloninya adalah pada ukuran cirinya small, pada bentuk cirinya irrengular, pada elevasi cirinya umbonate, pada tepinya cirinya entire dan warnanya putih. Ketiga pada isolasi air sumur 10-3 pada media PDA diperoleh ciri koloninya adalah pada ukuran cirinya small, pada bentuk cirinya circular, pada elevasi cirinya raised, pada tepinya cirinya entire dan warnanya putih. Keempat pada isolasi air sumur 10-4 pada media PDA diperoleh ciri koloninya adalah pada ukuran cirinya pinpoint, pada bentuk cirinya circular, pada elevasi cirinya raised, pada tepinya cirinya entire dan warnanya putih. 
Inkubasi dilakukan dengan membalik cawan Petri. Hal ini dimaksudkan agar uap air yang terjadi selama proses inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang dapat mengganggu petumbuhan mikroba. Lamanya inkubasi bakteri dan jamur berbeda. Ini dikarenakan perbedaan waktu yang dibutuhkan bakteri dan jamur untuk bereprodiksi (melakukan pembelahan) berbeda. Bakteri membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 1 - 2 hari sedangkan jamur membutuhkan waktu untuk pembelahan selama 3 - 5 hari.
Hasil yang diperoleh pada bakteri Pseudomonas aureus (PA) bentuk koloni pada NA tegak hasil yang didapat Beaded,  bentuk koloni pada NB cair hasil yang didapat sediment, dan bentuk koloni pada PDA miring hasil yang didapat adalah spreading.
Setiap perlakuan metode isolasi dan inokulasi dilakukan secara aseptis, dimaksudkan agar kontaminasi oleh mikroba lain yang tidak dikehendaki dapat dicegah semaksimal mungkin. Untuk memindahkan sel-sel mikroba dari satu medium ke medium lainnya digunakan jarum ose yang disterilkan melalui pemijaran dari pangkal sampai ke ujungnya sampai berwarna merah sesaat sebelum dan setelah digunakan.




BAB V
PENUTUP

A.  Kesimpulan
    Simpulan yang dapat ditarik dari percobaan ini yaitu:
1.     Beberapa metode-metode yang digunakan untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campurannya untuk mendapatkan kultur murni yaitu metode cawan gores, metode sebar, dan juga metode tuang
2.    Karakteristik dari mikroba yang tumbuh pada kultur murni dapat diketahui dengan melihat bentuk-bentuk dari koloni, elevasi atau permukaan koloni, tepi koloni, warna dari koloni dan juga diameter koloni.
B.  Saran
1.     Sebaiknya satu jenis biakan mikroba diinokulasikan sendiri oleh praktikan keberbagai jenis media, sehingga semua praktikan mahir dan melakukan semua percobaan.
2.    Sebaiknya setelah praktek selesai, pratikan lebih memperhatikan kebersihan didalam laboratorium

DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, L., 2004, Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan, Cakrawala (Suplemen pikiran rakyat untuk iptek), Farmasi FMIPA ITB : Bandung.
Antonius, Dkk., 2013. Pertumbuhan Bakteri  Pseudomonas Aeruginosa Dan  Dekolorisasi Senyawa Pewarna Strawberry Red Dan  Orange Yellow Dalam Kondisi Curah. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol.2 No.1
Ariyadi Dan Sinta Dewi, 2009. Pengaruh Sinar Ultra Violet Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus Sp. Sebagai Bakteri Kontaminan. Jurnal KesehatanVol.2, No.2.
Nurtjahyani, 2011. Peran Mikroorganisme Dalam Perkembangan Mikrobiologi Pangan. Prospektus, Vol.Ix.No.1
Ratna, Sri, 1990, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta : Gramedia.

Syamsunir. 1992. Dasar Dasar Mikrobiologi Dan Parasitologi Untuk Perawat. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

0 comments:

Post a Comment