Saturday, May 12, 2018

Kinetika Reaksi Kimia

KINETIKA REAKSI KIMIA
A.       TUJUAN PERCOBAAN
              Mempelajari kinetika suatu reaksi kimia, dan menentukan waktu kadaluwarsa obat.

B.        LANDASAN TEORI
Kinetika kimia adalah suatu ilmu yang membahas tentang laju (kecepatan) dan mekanisme reaksi. Berdasarkan penelitian yang mula – mula dilakukan oleh Wilhelmy terhadap kecepatan inversi sukrosa, ternyata kecepatan reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi / tekanan zat – zat yang bereaksi. Laju reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi atau tekanan dari produk atau reaktan terhadap waktu (Chayoy, 2012).
Nasib obat bahan alam didalam tubuh seperti halnya obat sintetik, dapat diukur secara kuantitatif dengan beberapa parameter farmakokinetik. Parameter farmakokinetik adalah besaran yang diturunkan secara matematis dari konsentrasi obat aktif didalam serum/urin/cairan hayati yang lain selama waktu tertentu, yang menggambarkan proses absorbsi, distribusi,  metabolisme, dan eksresi (Wahyono, 2011).
Dalam ilmu kimia persamaan laju reaksi hanya dapat dinyatakan berdasarkan data hasil percobaan. Dari data tersebut akan didapat cara untuk menentukan orde reaksi dan konstata laju reaksi. Persamaan laju reaksi ditentukan berdasarkan konsentrasi awal setiap zat dipangkatkan orde reaksinya. Nilai orde reaksi tak selalu sama dengan koefisien reaksi zat yang bersangkutan, karena orde reaksi merupakan penjumlahan dari orde reaksi setiap zat pereaksi. Mekanisme reaksi dipakai untuk menerangkan bagian langkah suatu reaktan berubah menjadi suatu produk (Santoso, 2012).
Nilai konstanta kecepatan reaksi (k) naik dengan kenaikan suhu reaksi (rata-rata kenaikannya ±2 kali dari nilai awal), hal ini sesuai dengan teori Arrhenius dan pernyataan Westerterp (1984), bahwa kenaikan suhu akan menaikan nilai konstanta kecepatan reaksi, di mana kenaikan 10°C suhu reaksi menaikan konstanta kecepatan reaksi sebanyak ±2 kali dari nilai awal (Khairat, 2003).
Pengaruh konstanta laju reaksi terhadap energy aktivasi dapat dilihat dari persamaan Arrhenius k = Ae−Ea/RT yang semakin besar nilai konstanta laju reaksi, energi aktivasinya akan semakin kecil. Salah satu faktor yang mempengaruhi lajunya reaksi oksidasi adalah derajat ketidak jenuhan lemak (Desnelli, 2009).

C.       ALAT DAN BAHAN
1.      Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan :
-          Statif dan klem
-          Hot plate
-          Pipet ukur
-          Gelas kimia 100 ml 3 buah
-          Gelas kimia 500 ml
-          Gelas ukur
-          Tabung reaksi 5 buah
-          Spektronik 20 D
-          Spatula
-          Pipet tetes
-          Batang pengaduk
-          Labu takar
2.      Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan :
-          Larutan asetosal
-          Larutan besi III klorida (FeCl3)
-          Aquades
-          Alkohol
3.    Uraian Bahan
a.    Air suling (DITJEN POM edisi IV, 1995)
Nama IUPAC                      :  Aquadestillata
Sinonim                                :  Air suling, Aquadest
Berat molekul                       : 18,02
Berat Jenis                           : 1 gr/vol
Pemerian                              : Cairan jernih, tidak berwarna, tiodak  berbau, tidak  berasa
Penyimpanan                       : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                             : Sebagai pembilas atau pencuci dan pengencer
b.    Asetosal  (DITJEN POM edisi IV, 1995)
Nama IUPAC                       :  Acidum acetylsalicylium
Sinonim                                :  Asam asetilsalisilat
Berat molekul                       :  180,16
Pemerian                              :  Hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur  putih, tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam
Kelarutanb                            :  Agak sukar larut dalam air, mudah larut   dalam  etanol, larut dalam kloroform
Kegunaan umum                   Analgetikum, antipiretikum
c.    Besi (III)  Klorida (DITJEN POM edisi IV, 1995)
Nama resmi                          : Ferri klorida
Rumus molekul                    : FeCl3
Berat molekul                       : 162,2
Pemerian                              : Hablur atau serbuk, hitam  kehijauan, bebas warna jingga dari garam hidrat
Kelarutan                             :  Larut dalam air, larut berapolaensi
Penyimpanan                       :  Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan                             :  Sebagai penguji aspirin

D. PROSEDUR KERJA
-
E. HASIL PENGAMATAN
-
F.       PEMBAHASAN
Kinetika kimia adalah cabang ilmu kmia yang mempelajari kecepatan reaksi kimia dan mekanisme reaksi kimia yang terjadi. Kecepatam reaksi digunakan untuk melukiskan kelajuan perubahan kimia yang terjadi. Mekanisme reaksi digunakan untuk melukiskan serangkaian langkah-langkah reaksi yang meliputi perubahan keseluruhan dari suatu reaksi yang terjadi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya : katalis yang dapat mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, konsentrasi zat yang bereaksi dimana konsentrasi pereaksi berbanding lurus dengan laju reaksi, tekanan, luas permukaan sentuh dimana semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi semakin kecil dan begitupun sebaliknya, suhu dimisalkan jika pada suatu reaksi yang berlangusng suhu dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar dan begitupun sebaliknya, molaritas semakin besar molaritas suatu zat maka semakin cepat suatu reaksi berlangsung.
Dalam laju reaksi digunakan rumus perhitungan yang dinamakan orde reaksi. Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi kecepatan reaksi. Penentuan orde reaksi tidak dapat diturunkan dari persamaan reaksi tetapi hanya dapat ditentukan berdasarkan percobaan. Dari suatu persamaan dapat dilihat persamaan tersebut mengandung pengertian reaksi orde 1 terhadap zat A dan merupakan reaksi orde 2 terhadap zat B. Secara keselurahan reaksi tersebut adalah reaksi orde 3 yang berarti semua orde reaksi saling berkaitan.
Pada percobaan yang telah dilakukan untuk membaca dan menghitung daya serap dari sampel digunakan alat Spektronik 20 D yaitu dimana alat ini mengukur daya serap dari sampel dengan menembakan cahaya ke dalam sampel dan mengitung daya serapnya. Pada saat sampel dimasukkan ke dalam Spektronik 20 D daya serap dari setiap sampel berbeda-beda, dimana hasil dari pengukuran daya serap  pada temperatur 40oC adalah 0,909, 0,998, 1,28, 1,168, 1,29. Pada temperatur 500C adalah 1,108, 1,29, 1,30, 1,38, 1,50, semua diperlakukan sama pada suhu 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit dan 25 menit. Setelah mendapatkan nilai serapan maka dilanjutkan dengan mencari nilai x, lalu diteruskan dengan mencari nilai Co dan Co – C dan kemudian mencari nilai k dengan menggunakan perhitungan orde I.
Pada pengukuran nilai absorbansi ini terdapat benyak kesalahan  dikarenakan dari awal pembuatan reagen kesalahan itu terjadi saat melarutkan akuades dengan FeCl3. Akuades yang dilarutkan   tidak sesuai dengan takarnya yang menyebabkan berkurangnya knsentrasi dari FeCl3. Serta penggunaan bahan larutan asetosal. Asam asetilsalisilat atau asetosal. Asam asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi terdegradasi perlahan jika terkena uap air menjadi asam asetat dan asam salisilat. Karena seperti yang diketahui dalam pembuatan reagen asetosal ini sudah dilakukan sekitar beberapa waktu sebelumnya. Mekanisme degradasi dapat disebabkan oleh pecahnya suatu ikatan, pergantian spesies atau perpindahan atom-atom dan ion-ion jika dua molekul bertabrakan dalam tabung reaksi.

G.  KESIMPULAN
              Semakin panas suhu yang diberikan, maka harga k akan semakin naik sedangkan pada suatu obat semakin panas suhu yang diberikan maka waktu kadarluwarsa obat semakin cepat.

DAFTAR PUSTAKA
Chayoy Yoga. 2012. Makalah Kinetika Kimia. http://chayoy.blogspot.com/2012/06/makalah-kinetika-kimia.html
Diakses pada kamis, 12 April 2013

Desnelli dan Fanani, Zainal. 2009. Kinetika Reaksi Oksidasi Asam Miristat, Stearat, dan Oleat dalam Medium Minyak Kelapa, Minyak Kelapa Sawit, serta Tanpa Medium. Jurnal Penelitian Sains. Vol. XII,No. 1(C) 12107.

Khairat. Syamsu Herman. 2003. Kinetika Reaksi Hidrolisis Minyak Sawit dengan Katalisator  Asam Klorida. Jurnal. Universitas Riau. Pekanbaru.

Santoso Herwening. 2012. Kinetika Reaksi. http://herweningsantoso.blogspot.com/2012/05/laporan-ii-kinetika-reaksi.html. Diakses pada kamis, 11 April 2013

Wahyono Djoko dan Arif Rahmat Hakim. Peran Farmakokinetika dalam Terapi Kuantitatif Obat Bahan Alam. Farmakologi dan Farmasi Klinik. Fak. Farmasi UGM. Yogjakarta

0 comments:

Post a Comment