Sunday, May 13, 2018

Penetapan Kadar Metampiron

PENETAPAN KADAR METAMPIRON

A.      TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah mampu menentukan kadar metampiron (antalgin) secara iodimetri.  

B.       LANDASAN TEORI
Metampiron tidak larut dalam eter, aseton, benzen dan kloroform dan memiliki bobot molekul 351,4. Titik lebur metampiron 172 0C. Larut dalam 1,5 bagian air, 30 bagian etanol. Metampiron memiliki efek analgetik dan sering digunakan sebagai Anti inflamatory Drug (NSAID). Selain itu, metampiron (antalgin) juga bisa digunakan sebagai penekan rasa nyeri serta demam. Agranulositosis alergik merupakan efek samping yang parah dari metampiron karena  Semakin tinggi dosis dan jangka pengobatan, semakin besar pula risikonya (Soewandhi, N, 2007).
                 Suatu larutan dengan penambahan indikator warna pada larutan yang diuji kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam-basanya adalah metode pengukuran konsentrasi larutan dengan menggunakan metode titrasi. Sehingga apabila larutan tersebut merupakan larutan asam maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Jika larutan tersebut larutan basa maka harus diberikan asamsebagai larutan ujinya (Khopkar, 1990).
           Titrasi Iodometri merupakan suatu metode pengukuran konsentrasi larutan dengan menggunakan metode titrasi diperoleh dengan penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan dari sifat larutan yang diuji (Pratama, A, 2008). 

C.      ALAT DAN BAHAN
1.    Alat
Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :
§  Buret 25 ml
§  Erlenmeyer 250 ml
§  Gelas kimia 100 ml
§  Pipet tetes
§  Statif dan klem
§  Pipet ukur 5 mL
§  Timbangan analitik
§  Lumpang dan alu
2.    Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah ;
§  Aquades
§  Antalgin 500 mg
§  HCl 0,1 N
§  Larutan iodium (I2)
§  Larutan kanji
3.    Urian Bahan
§  Aquades/ air suling (Dirjend POM, 1979:96)
Nama lain   : Aqua Destillata
RM/BM      : H2O / 18,02
Pemerian      : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; idak mempunyai rasa.
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik
§  Asam Klorida (Dirjend POM, 1979:53)
Nama Lain      : Acidium Hydrochloridum
RM/BM          : HCl / 36,46
Pemerian         : Cairan tidak berwarna; berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau hilang
Penyimpanan  : Dalam Wadah tertutup rapat
Kegunaan        : Sebagai zat tambahan
§  Antalgin (Dirjend POM, 1979:369)
Nama Lain      : Methampyronum
RM/BM          : C13H16N3NaO4S / 351,37
Pemerian         : Serbuk hablur; putih atau putih kekuningan
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan        : Analgetikum, antipiretikum
§  Iodium (Dirjend POM, 1979:316)
Nama lain        : Iodium, Yodium
Pemerian         : Keping atau butir, berat, hitam kelabu, bau khas   dan mengkilat seperti logam
Kelarutan        : Dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam 13   bagian etanol P
Penyimpanan  : Dalam wadah tertutup rapat

D.  PROSEDUR KERJA
Sampel antalgin

-       Digerus hingga halus
-       Ditimbang 0,1 gr dalam gelas kimia
-       Ditambahkan aquadest 12,5 ml
-       Ditambahkan HCL 1,25 ml
-       Dikocok hingga homogen
-       Ditambahkan indikator larutan kanji 2 tetes
-       Dititrasi dengan iodium (I2) 0,1 N
       Warna Biru tua
E.  Hasil Pengamatan
1.      Tabel Pengamatan
No
Perlakuan
Hasil
1.
Sampel antalgin digerus
Serbuk Sampel
2.
Dilarutkan dalam aquades
Larutan
3.
Ditambahkan indikator kanji 2 pipet
Larutan bening
4.
Dititrasi dengan larutan iodium 0,1 M 5,3 ml
Larutan biru tua

F.      PEMBAHASAN
           Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat – zat yang potensial oksidasinya lebih rendah dari system iodium-iodida, sehingga zat tersebut akan teroksidasi oleh iodium. Pada titrasi iodimetri ini, proses penentuan kadar dilihat berdasarkan reaksi oksidasi antara iodine sebagai peniternya dengan reduktor yang memiliki oksidasi yang rendah yang dimana yang bertindak sebagai indikator digunakan larutan kanji yang dititrasi dalam keadaan netral pada rentang pH 5-8.
    Tiga efek utama metampiron adalah sebagai analgesik, antipiretik dan anti inflamasi. Metampiron (Antalgin) bekerja langung terhadap susunan saraf pusat sehingga mengurangi sensitivitas reseptor rasa nyeri dan mempengaruhi pusat pengatur suhu tubuh. Efek samping dari obat metampiron ini adalah  pada pemakaian yang teratur dan untuk jangka waktu yang lama, penggunaan obat-obat yang mengandung Metampiron kadang-kadang dapat menimbulkan kasus agranulositosis sehingga selama penggunaan obat ini memerlukan uji darah secara teratur. Penentuan kadar dari obat antalgin dilakukan dengan cara iodimetri.
           Pada percobaan ini mengggunakan indikator kanji yang berbentuk ion kompleks berwarna biru yang berasal dari amilum. Karena penggunaannya yang lazim sehingga indikator kanji yang digunakan pun harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji mudah terurai oleh bakteri dan indikator ini dapat memberi warna biru pada saat titik akhir titrasi.
           Pada percobaan yang telah dilakukan, metampiron yang digunakan sebanyak 500 mg yang akan dititrasi dengan menggunakan larutan iodin dan indikator kanji. Agar larutan metampiron dapat dinaikkan tingkat keasamannya sehingga dapat dititrasi, terlebih dahulu sebelum melakukan titrasi metampiron dilarutkan dengan 12,5 ml air, kemudian ditetesi dengan asam sulfat encer sebanyak 1,25 ml. Dalam metode titrasi, larutan yang diuji akan ditetesi dengan menggunakan larutan yang merupakan kebalikan dari asam-basanya sehingga perlu dinaikkan keasaman dari larutan metampiron tersebut. Metampiron berperan sebagai titrat, sedangkan iodin digunakan sebagai titran. Kelarutan dari iodin meningkat lewat kompleksasi oleh iodida kemudian mengoksidasi metampiron (NaHSO) menjadi suatu senyawa, yakni NaHSO4. Setelah dilakukan proses titrasi dengan larutan I2 0,1 N dengan volume I2 adalah 5,3 ml larutan tersebut mengalami perubahan warna menjadi biru tua. Diperoleh kadar metampiron adalah 1,767 %. Oleh karena itu, tampak jelas bahwa perubahan warna tersebut menunjukkan bahwa tercapainya titik akhir titrasi dalam proses tersebut.
          Pada percobaan ini pemakaian kanji memiliki beberapa keunggulan seperti harganya murah, namun terdapat kelemahan misalnya bersifat tidak dapat larut dalam air dingin, ketidak stabilan suspensinya dalam air, dengan iod memberi suatu kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga kanji tidak boleh ditambahkan terlalu dini dalam titrasi.
                                                                                           
G.    KESIMPULAN
  Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa kadar metampiron yang diperoleh sebesar 1,767 %.


DAFTAR PUSTAKA

Khopkar S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, terjemahan Saptorahardjo, penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Soewandhi, N, 2007, Pengaruh Milling Terhadap Laju Disolusi Campuran Metampiron-Fenilbutason (7:3), Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2007, Hal. 2.

Pratama, A, 2008, Aplikasi Labview Sebagai Pengukur Kadar Vitamin C Dalam Larutan Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri, Jurnal Teknik Elektro, Vol. V, N0.8, Juni 2008, Hal. 2.

0 comments:

Post a Comment