PENETAPAN
KADAR METAMPIRON
A.
TUJUAN
Tujuan
dari praktikum ini adalah mampu menentukan kadar metampiron (antalgin) secara
iodimetri.
B. LANDASAN TEORI
Metampiron tidak larut dalam eter, aseton, benzen dan kloroform
dan memiliki bobot molekul 351,4. Titik lebur metampiron 172 0C.
Larut dalam 1,5 bagian air, 30 bagian etanol. Metampiron memiliki efek
analgetik dan sering digunakan sebagai Anti inflamatory Drug (NSAID). Selain
itu, metampiron (antalgin) juga bisa digunakan sebagai penekan rasa nyeri serta
demam. Agranulositosis alergik merupakan efek samping yang parah dari
metampiron karena Semakin tinggi dosis
dan jangka pengobatan, semakin besar pula risikonya (Soewandhi, N, 2007).
Suatu larutan dengan
penambahan indikator warna pada larutan yang diuji kemudian ditetesi dengan
larutan yang merupakan kebalikan asam-basanya adalah metode pengukuran
konsentrasi larutan dengan menggunakan metode titrasi. Sehingga apabila larutan
tersebut merupakan larutan asam maka harus diberikan basa sebagai larutan
ujinya, begitu pula sebaliknya. Jika larutan tersebut larutan basa maka harus
diberikan asamsebagai larutan ujinya (Khopkar, 1990).
Titrasi
Iodometri merupakan suatu metode pengukuran konsentrasi larutan dengan
menggunakan metode titrasi diperoleh dengan penambahan indikator warna pada
larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan
dari sifat larutan yang diuji (Pratama, A, 2008).
C.
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang
digunakan pada percobaan ini adalah :
§ Buret
25
ml
§ Erlenmeyer
250 ml
§ Gelas
kimia 100 ml
§ Pipet
tetes
§ Statif
dan klem
§ Pipet
ukur 5 mL
§ Timbangan
analitik
§ Lumpang dan alu
2. Bahan
Bahan yang
digunakan pada percobaan ini adalah ;
§ Aquades
§ Antalgin
500 mg
§ HCl
0,1 N
§ Larutan
iodium (I2)
§ Larutan
kanji
3. Urian
Bahan
§ Aquades/ air suling (Dirjend POM, 1979:96)
Nama lain : Aqua
Destillata
RM/BM : H2O
/ 18,02
Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; idak mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
§ Asam Klorida (Dirjend POM, 1979:53)
Nama Lain : Acidium Hydrochloridum
RM/BM : HCl / 36,46
Pemerian : Cairan tidak berwarna; berasap, bau merangsang. Jika diencerkan dengan 2
bagian air, asap dan bau hilang
Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
§ Antalgin (Dirjend POM, 1979:369)
Nama Lain : Methampyronum
RM/BM :
C13H16N3NaO4S / 351,37
Pemerian : Serbuk hablur; putih atau putih kekuningan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Analgetikum, antipiretikum
§ Iodium (Dirjend POM, 1979:316)
Nama lain : Iodium, Yodium
Pemerian : Keping atau butir,
berat, hitam kelabu, bau khas dan mengkilat seperti logam
Kelarutan : Dalam lebih kurang
350 bagian air, dalam 13 bagian etanol P
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup rapat
D. PROSEDUR KERJA
Sampel antalgin
|
- Digerus
hingga halus
- Ditimbang
0,1 gr dalam gelas kimia
- Ditambahkan
aquadest 12,5 ml
- Ditambahkan
HCL 1,25 ml
- Dikocok
hingga homogen
- Ditambahkan
indikator larutan kanji 2 tetes
-
Dititrasi dengan
iodium (I2) 0,1 N
Warna Biru tua
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel
Pengamatan
No
|
Perlakuan
|
Hasil
|
1.
|
Sampel antalgin digerus
|
Serbuk Sampel
|
2.
|
Dilarutkan dalam aquades
|
Larutan
|
3.
|
Ditambahkan indikator kanji 2 pipet
|
Larutan bening
|
4.
|
Dititrasi dengan larutan iodium 0,1 M 5,3 ml
|
Larutan biru tua
|
F.
PEMBAHASAN
Titrasi
iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat – zat yang potensial
oksidasinya lebih rendah dari system iodium-iodida, sehingga zat tersebut akan
teroksidasi oleh iodium. Pada titrasi iodimetri ini,
proses penentuan kadar dilihat berdasarkan reaksi oksidasi antara iodine
sebagai peniternya dengan reduktor yang memiliki oksidasi yang rendah yang
dimana yang bertindak sebagai indikator digunakan larutan kanji yang dititrasi
dalam keadaan netral pada rentang pH 5-8.
Tiga efek utama metampiron adalah
sebagai analgesik, antipiretik dan anti inflamasi. Metampiron (Antalgin) bekerja
langung terhadap susunan saraf pusat sehingga mengurangi sensitivitas reseptor
rasa nyeri dan mempengaruhi pusat pengatur suhu tubuh. Efek
samping dari obat metampiron ini adalah pada pemakaian yang teratur dan untuk jangka
waktu yang lama, penggunaan obat-obat yang mengandung Metampiron kadang-kadang
dapat menimbulkan kasus agranulositosis sehingga selama penggunaan obat ini memerlukan
uji darah secara teratur. Penentuan kadar dari
obat antalgin dilakukan dengan cara iodimetri.
Pada percobaan ini mengggunakan
indikator kanji yang berbentuk ion kompleks berwarna biru yang berasal dari
amilum. Karena penggunaannya yang lazim sehingga indikator kanji yang digunakan
pun harus selalu dalam keadaan segar dan baru karena larutan kanji mudah
terurai oleh bakteri dan indikator ini dapat memberi warna biru pada saat titik
akhir titrasi.
Pada percobaan yang telah dilakukan,
metampiron yang digunakan sebanyak 500 mg
yang akan dititrasi dengan menggunakan larutan iodin dan indikator kanji. Agar
larutan metampiron dapat dinaikkan tingkat keasamannya sehingga dapat
dititrasi, terlebih dahulu sebelum melakukan titrasi metampiron dilarutkan dengan 12,5 ml
air, kemudian ditetesi dengan asam sulfat encer sebanyak 1,25 ml.
Dalam metode titrasi, larutan yang diuji akan ditetesi
dengan menggunakan larutan yang merupakan kebalikan dari asam-basanya sehingga perlu dinaikkan keasaman dari larutan metampiron
tersebut. Metampiron berperan sebagai titrat, sedangkan iodin digunakan sebagai titran. Kelarutan dari
iodin meningkat lewat kompleksasi oleh iodida kemudian mengoksidasi metampiron
(NaHSO) menjadi suatu senyawa, yakni NaHSO4. Setelah dilakukan proses titrasi dengan
larutan I2 0,1 N dengan volume I2
adalah 5,3 ml larutan
tersebut mengalami perubahan warna menjadi biru tua. Diperoleh
kadar metampiron adalah 1,767 %. Oleh karena itu, tampak jelas bahwa perubahan
warna tersebut menunjukkan bahwa tercapainya titik akhir titrasi dalam proses
tersebut.
Pada percobaan ini pemakaian kanji memiliki beberapa keunggulan seperti harganya murah,
namun terdapat kelemahan
misalnya bersifat tidak dapat larut dalam air dingin, ketidak stabilan suspensinya dalam air, dengan iod memberi
suatu kompleks yang tak dapat larut dalam air, sehingga kanji tidak boleh ditambahkan terlalu
dini dalam titrasi.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan
yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa kadar metampiron yang diperoleh
sebesar 1,767 %.
DAFTAR PUSTAKA
Khopkar
S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, terjemahan Saptorahardjo,
penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Soewandhi, N, 2007, Pengaruh Milling Terhadap Laju Disolusi
Campuran Metampiron-Fenilbutason (7:3), Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. IV, No. 2, Agustus 2007, Hal. 2.
Pratama, A, 2008, Aplikasi
Labview Sebagai Pengukur Kadar Vitamin C Dalam Larutan Menggunakan Metode
Titrasi Iodimetri, Jurnal Teknik Elektro,
Vol. V, N0.8, Juni 2008, Hal. 2.
0 comments:
Post a Comment