Sunday, May 13, 2018

Reaksi-Reaksi Khusus Senyawa Yang Mengandung C, H, O,N

REAKSI-REAKSI KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG C, H, O,N

A.    TUJUAN
Tujuan dalam praktikum ini adalah mahasiswa mampu mereaksikan reaksi-reaksi khusus senyawa yang mengandung C, H, O, N

B.     LANDASAN TEORI
Asetaminofen ( parasetamol ) mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2, pemerian hablur atau hablur putih, tidak berbau, rasa pahit. Suhu lebur 169o sampai 172 o. Timbal tidak lebih dari 10 bpj. Susut pengeringan tidak lebih dari 0,5 %. Sisa pemijaran tidak lebih dari 0,1%. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. Khasiat dan penggunaan analgetikum dan antipiretikum (Dirjen POM, 1979).
Parasetamol merupakan me-tabolit fenasetin dengan efek analgetik ringan sam-pai sedang, dan antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzen (Naid, 2011).
Salisilat termasuk dalam golongan obat anti inflamasi non steroid  (AINS). Mekanisme kerja adalah menghambat sintesis Prostaglan-din dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase pada pusat termoregulator di hipothalamus dan perifer. Salisilat sudah digunakan lebih dari 100 tahun. Salisilat digunakan sebagai analgetik, antipiretik, anti inflamasi, anti fungi ( Darsono, 2002).
Pemakaian parasetamol oral dan tramadol oral sebagai analgetik pasca operasi sangat banyak bahkan termasuk salah satu analgetik yang direkomendasikan dalam guidelines manajemen nyeri pasca TURP oleh European Association of Urology. Untuk tramadol diberikan secara oral, im, sc atau iv dengan dosis 50 – 100 mg tiap 6 jam. Sedangkan parasetamol diberikan secara oral atau iv dengan dosis 500 – 1000 mg diberikan tiap 6 jam. Mekanisme kerja parasetamol yang diduga sebagai efek sentral seperti salisilat walaupun bersifat lemah parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin dengan menghambat pelepasan enzim siklooksigenase (COX: cyclooxigenase) yang merubah asam arakidonat menjadi prostaglandin. Khusus parasetamol adalah penghambat COX-3 yang hanya ada diotak yaitu dihipotalamus yang rendah kadar peroksida. (Efek analgetik tramadol dihasilkan oleh penghambatan reuptake norepinefrin dan pelepasan serotonin (Muhammad, 2013).
Kerusakan hati yang disebabkan oleh obat merupakan masalah kesehatan manusia yang serius. Penggunaan obat penginduksi kerusakan hati pada pasien penyakit hati dapat meningkatkan resiko kerusakan hati. Penelitian observasional ini dilakukan untuk mengetahui profil penggunaan obat-obat yang dapat menginduksi kerusakan hati.  Obat penginduksi yang paling banyak digunakan yaitu Ranitidin (31,3%), seftriakson (23,1%), dan parasetamol (16,4%). Tingkat penggunaan obat penginduksi kerusakan hati pada pasien penderita penyakit hati masih tergolong tinggi yaitu sebesar 96% (Cinthya,2012).

C.     ALAT DAN BAHAN
1.   Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Tabung reaksi                                              
b. Gelas kimia                          
c. lumpang dan alu      
d. Batang pengaduk                             
e. Pipet tetes
f. Hot plate
g.Timbangan analitik
                             
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Parasetamol
b. Neoze forte
c. potassium bikromat
d. aquades
e. FeCL3
f. HCL

3. Uraian bahan
Uraian bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
Ø  Parasetamol (FI III, 37)
Sinonim              : Acetaminophenum, Asetaminofen
Farmakologi       : Analgetika perifer yang merintangi terbentuknya   rangsangan pada reseptor nyeri.
Khasiat               : Antipiretikum dan analgetikum (FI III, 37)
Pemerian            : Hablur atau serbuk hablur, tidak berbau, rasa pahit. (FI III, 37)
Kelarutan           : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95%. (FI III, 37)
Ø  Yodium (FI Edisi III, Hal 316)
Nama resmi        : IODIUM
Nama lain          : Iodium, Yodium
Pemerian            : Keping atau butir, berat, hitam kelabu, bau      khas   dan mengkilat seperti logam
Kelarutan           : Dalam lebih kurang 350 bagian air
Penyimpanan    : Dalam wadah tertutup rapat
Ø  Air Panas (FI Edisi III, Hal 996)
Nama resmi        : Aqua Destillata
Nama lain           : air suling
Rumus molekul : H20
BM                     : 18,02
Pemerian           : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak    berbau,   tidak   berasa
Penyimpanan     : Dalam tertutup baik
Ø  Vitamin C  (Dirjan POM,1979: hal 47)
Nama resmi        : Acidum Ascorbicum
Nama lain           : Asam askorbat
Rumus molekul  : C6H8O6
Rumus molekul  : 176,13
Pemerian            : serbuk atau hablur, putih atau agak     kuning ;  tidak berbau ; rasa asam.
Kelarutan           : Mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol 
Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Khasiat               : Antiskorbut
Ø  Larutan kanji (FI III, hal 762)
Nama resmi        :  Starch
Nama lain           :  Amilum / pati / kanji
Pemerian             : Serbuk putih, hablur
Kelarutan           :  Larut dalam air panas, membentuk     atau  menghasilkan larutan agak keruh
Penyimpanan     : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan           : Sebagai indikator

      D.    PROSEDUR KERJA

salisilamida ( neoze forte)
-            Digerus dan ditimbang 0,01 gram
-            Dimasukkan dalam gelas kimia
-            Dilarutkan dengan 10 ml aquades
-            Dipindahkan ke tabung reaksi 
-            Ditambahkan FeCL3 3 tetes
-            Diamati hingga terjadi perubahan warna
Ungu gelap   

parasetamol
 
-       Digerus dan di timbang 0,01 g
-       Dimasukkan kedalam gelas kimia
-       Dilarutkan dengan 10 ml akuades
-       Dipindahkan ke tabung rekasi
-        Ditambahkan FeCL3
-       Diamati hingga terjadi perubahan warna

   Abu-abu gelap


Parasetamol

-       Di gerus dan ditimbang 0,01 g
-       Dimasukkan kedalam tabung reaksi
-       Ditambahkan HCL 0,1 N 1 ml
-       Ditambahkan akuades 10 ml
-       Ditambahkan potassium bikromat 3 tetes
-       Diamati hingga terjadi perubahan warna

         Kuning

E.     HASIL PENGAMATAN
1.   Tabel Pengamatan
a.    Turunan salisilat
ü Salisilamida
0,01 g sampel ( neoze forte + akuades 10 ml + FeCL3 3 tetes
Ungu gelap

b.   Turunan Anilin
ü Parasetamol
0,01 g sampel parasetamol + akuades 10 ml + FeCL3 3 tetes
Abu-abu gelap
0,1 g sampel parasetamol dipanaskan + akuades 10 ml + potassium bikromat 3 tetes
kuning

F.      PEMBAHASAN
Analisa kualitatif merupakan suatu proses mendeteksi keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion / kation suatu larutan.
Parasetamol merupakan obat yang memiliki khasiat meredakan sakit/nyeri dan menurunkan suhu demam. Parasetamol dimetabolisir oleh hati dan dikeluarkan melalui ginjal. Parasetamol tidak merangsang selaput lendir lambung atau menimbulkan pendarahan pada saluran cerna. Diduga mekanisme kerjanya adalah menghambat pembentukan prostaglandin. Obat ini digunakan untuk mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri dan menurunkan suhu badan yang tinggi. Misalnya pada sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, keseleo, demam imunisasi, demam flu, dan lain sebagainya. Obat-obat golongan ini yang beredar sebagai obat bebas adalah untuk sakit yang bersifat ringan, sedangkan untuk sakit yang berat (misal: sakit karena batu ginjal, batu empedu, dan kanker) perlu menggunakan jenis obat keras (harus dengan resep dokter) dan untuk demam yang berlarut-larut membutuhkan pemeriksaan dokter.
Salisilamida adalah nama umum untuk bahan o-hydroxybenzamide, atau amida dari salisil. Salisilamid adalah obat non-resep dengan analgesik dan antipiretik sifat. Menggunakan obat yang serupa dengan aspirin. salisilamida digunakan dalam kombinasi dengan baik aspirin dan kafein dalam obat nyeri.
Pada percobaan ini, dilakukan pengidentifikasian unsure C,H,O,N  dalam suatu obat dengan melihat hasil reaksi kimia yang dihasilkannya, dimana seperti yang kita ketahui bersama unsure C,H,O,N  ini merupakan unsur penyusun senyawa organic. Jenis analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, yaitu melakukan pengidentifikasian penyusun yang terdapat pada sampel. Sampel obat yang akan diidentifikasi pada percobaan ini yaitu paracetamol yang merupakan turunan anilin dan efedrin-HCl yang merupakan turunan asam barbiturat dan obat yang terkandung salisilamida (Neoze forte).
Pada percobaan pertama, sampel salisilamida (Neoze forte) dilarutkan akuades sebagai pelarut, kemudian ditambahkan FeCL3 . Ketika FeCl3 ditambahkan kedalam larutan tersebut, FeCl3 memutuskan ikatan -OH pada gugus dan mengganti dengan Fe dan mengikat 3 larutan tersebut untuk membentuk senyawa kompleks. Hal ini membuat hasil reaksi menampakkan perubahan warna dan warna violet ini menandakan unsur C,H,O,N yang terdapat didalam larutan salisilamida (Neoze forte) sesuai dengan standar ( positif).
Lalu pada percobaan selanjutnya menggunakan sampel parasetamol. Sampel parasetamol dilarutkan kedalam sebagai pelarut, kemudian di tambahkan FeCL3. FeCl3 memutuskan ikatan -OH pada gugus dan mengganti dengan Fe dan mengikat 3 larutan tersebut untuk membentuk senyawa kompleks, dan menghasilkan perubahan warna abu-abu gelap yang seharusnya berwarna biru violet . Kemudian pada percobaan yang ketiga sama dengan percobaan yang kedua dengan menggunakan sampel parasetamol. sampel parasetamol dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan HCL, Penambahan sejumlah HCl bertujuan untuk mempercepat reaksi dan untuk meregangkan ikatan-ikatan pada sampel paracetamol, dan  dipanaskan, lalu ditambahkan akuades sebagai pelarut kemudian di tambahkan potassium bokromat sebagai peraksi. Menghasilkan warna kuning yang seharusnya timbul warna violet yang tidak berubah menjadi merah. Jika dalam suatu reaksi menghasilkan perubahan warna, berarti terjadi pembentukan senyawa kompleks pada reaksi tersebut. Tetapi jika perubahan warna tidak sesuai dengan yang tertera pada literatur, dimana seharusnya warna hasil reaksi adalah violet, hal tersebut dikarenakan larutan HCl yang digunakan adalah HCl encer bukan HCl pekat sehingga terjadi perbedaan hasil dengan literatur.

G.    KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini adalah sampel neoze forte yang digunakan untuk menentukan senyawa yang mengandung C,H,O,N dengan penambahan pereaksi lainnya dengan menghasilkan perubahan warna yang sesuai dengan literatur, dan untuk sampel parasetamol menghasilkan perubahan warna yang tidak sesuai dengan literatur, yang disebabkan karena kesalahan pada saat praktikum seperti banyaknya dalam mencampurkan pereaksi dll.

DAFTAR PUSTAKA

Cinthya, S.P., Ivan S.P., dan Rizky A. 2012. Penggunaan Obat Penginduksi Kerusakan Hati Pada Pasien Rawat Inap Penyakit Hati di Salah Satu Rumah Sakit di Kota Tasikmalaya. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia. Nomor 2 Volume 1 hal 59

Darsono, L. 2002. Diagnosis Dan Terapi Intoksikasi Salisilat Dan Parasetamol. JKM. Vol. 2, No., 1 hal 30- 31
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta

Muhammad, I. dkk. 2013. Perbedaan Efektivitas Parasetamol Oral Dengan Tramadol Oral Sebagai Tatalaksana Nyeri Paca Operasi Transurethral Resection Of The Prostate. Jurnal Kesehatan Andalas. volume 2(1) hal 39

Naid, T., Syaharuddin K., dan Mieke P. 2011. Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Tablet Kombinasi Parasetamol Dengan Kofein Secara Spektrofotometri Ultraviolet-Sinar Tampak. Majalah Farmasi dan Farmakologi, No 2 Vol. 15 hal 77




0 comments:

Post a Comment