REAKSI-REAKSI
KHUSUS SENYAWA YANG MENGANDUNG C, H, O,N
A. TUJUAN
Tujuan
dalam praktikum ini adalah mahasiswa mampu mereaksikan reaksi-reaksi
khusus senyawa yang mengandung C, H, O, N
B. LANDASAN
TEORI
Asetaminofen ( parasetamol )
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% C8H9NO2,
pemerian hablur atau hablur putih, tidak berbau, rasa pahit. Suhu lebur 169o
sampai 172 o. Timbal tidak lebih dari 10 bpj. Susut
pengeringan tidak lebih dari 0,5 %. Sisa pemijaran tidak lebih dari 0,1%.
Penyimpanan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya. Khasiat dan
penggunaan analgetikum dan antipiretikum (Dirjen POM, 1979).
Parasetamol merupakan
me-tabolit fenasetin dengan efek analgetik ringan sam-pai sedang, dan
antipiretik yang ditimbulkan oleh gugus aminobenzen (Naid, 2011).
Salisilat termasuk dalam
golongan obat anti inflamasi non steroid (AINS). Mekanisme kerja adalah menghambat
sintesis Prostaglan-din dengan menghambat kerja enzim siklooksigenase pada
pusat termoregulator di hipothalamus dan perifer. Salisilat sudah digunakan
lebih dari 100 tahun. Salisilat digunakan sebagai
analgetik, antipiretik, anti inflamasi, anti fungi ( Darsono, 2002).
Pemakaian
parasetamol oral dan tramadol oral sebagai analgetik pasca operasi sangat
banyak bahkan termasuk salah satu analgetik yang direkomendasikan dalam
guidelines manajemen nyeri pasca TURP oleh European Association of Urology.
Untuk tramadol diberikan secara oral, im, sc atau iv dengan dosis 50 – 100 mg
tiap 6 jam. Sedangkan parasetamol diberikan secara oral atau iv dengan dosis
500 – 1000 mg diberikan tiap 6 jam. Mekanisme kerja parasetamol yang diduga
sebagai efek sentral seperti salisilat walaupun bersifat lemah parasetamol
merupakan penghambat biosintesis prostaglandin dengan menghambat pelepasan
enzim siklooksigenase (COX: cyclooxigenase) yang merubah asam arakidonat
menjadi prostaglandin. Khusus parasetamol adalah penghambat COX-3 yang
hanya ada diotak yaitu dihipotalamus
yang rendah kadar peroksida. (Efek analgetik tramadol dihasilkan
oleh penghambatan reuptake
norepinefrin dan pelepasan serotonin
(Muhammad, 2013).
Kerusakan hati
yang disebabkan oleh obat merupakan masalah kesehatan manusia yang serius.
Penggunaan obat penginduksi kerusakan hati pada pasien penyakit hati dapat
meningkatkan resiko kerusakan hati. Penelitian observasional ini dilakukan
untuk mengetahui profil penggunaan obat-obat yang dapat menginduksi kerusakan
hati. Obat penginduksi yang paling
banyak digunakan yaitu Ranitidin (31,3%), seftriakson (23,1%), dan parasetamol
(16,4%). Tingkat penggunaan obat penginduksi kerusakan hati pada pasien
penderita penyakit hati masih tergolong tinggi yaitu sebesar 96%
(Cinthya,2012).
C. ALAT
DAN BAHAN
1. Alat
Alat yang digunakan dalam
praktikum ini adalah :
a. Tabung reaksi
b. Gelas kimia
c. lumpang dan alu
d. Batang pengaduk
e. Pipet tetes
f. Hot plate
g.Timbangan analitik
2. Bahan
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah :
a. Parasetamol
b. Neoze forte
c. potassium bikromat
d. aquades
e. FeCL3
f. HCL
3. Uraian bahan
Uraian bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah :
Ø
Parasetamol (FI III, 37)
Sinonim
: Acetaminophenum, Asetaminofen
Farmakologi
: Analgetika perifer yang merintangi terbentuknya rangsangan pada reseptor nyeri.
Khasiat
: Antipiretikum dan analgetikum (FI III, 37)
Pemerian
: Hablur atau serbuk hablur, tidak berbau, rasa pahit. (FI III, 37)
Kelarutan
: Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol 95%. (FI III, 37)
Ø
Yodium (FI Edisi III, Hal 316)
Nama resmi : IODIUM
Nama lain : Iodium, Yodium
Pemerian : Keping atau butir, berat, hitam kelabu, bau khas dan mengkilat seperti
logam
Kelarutan
: Dalam
lebih kurang 350 bagian air
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup rapat
Ø
Air Panas (FI Edisi III, Hal 996)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain :
air suling
Rumus molekul : H20
BM
: 18,02
Pemerian
:
Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, tidak berasa
Penyimpanan : Dalam tertutup baik
Ø
Vitamin C (Dirjan POM,1979: hal 47)
Nama resmi : Acidum
Ascorbicum
Nama lain :
Asam askorbat
Rumus molekul : C6H8O6
Rumus molekul : 176,13
Pemerian : serbuk atau hablur, putih atau agak kuning ;
tidak berbau ; rasa asam.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; agak sukar
larut dalam etanol
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Khasiat : Antiskorbut
Ø
Larutan kanji (FI III, hal 762)
Nama resmi : Starch
Nama
lain :
Amilum / pati / kanji
Pemerian
: Serbuk putih, hablur
Kelarutan
: Larut dalam air panas, membentuk atau menghasilkan larutan agak
keruh
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan
: Sebagai indikator
D.
PROSEDUR KERJA
salisilamida
( neoze forte)
|
-
Digerus dan ditimbang 0,01 gram
-
Dimasukkan
dalam gelas kimia
-
Dilarutkan
dengan 10 ml aquades
-
Dipindahkan
ke tabung reaksi
-
Ditambahkan
FeCL3 3 tetes
-
Diamati
hingga terjadi perubahan warna
Ungu gelap
parasetamol
|
- Digerus dan di timbang 0,01 g
- Dimasukkan kedalam gelas kimia
- Dilarutkan dengan 10 ml akuades
- Dipindahkan ke tabung rekasi
- Ditambahkan FeCL3
- Diamati hingga terjadi perubahan
warna
Abu-abu gelap
|
- Di gerus dan ditimbang 0,01 g
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi
- Ditambahkan HCL 0,1 N 1 ml
- Ditambahkan akuades 10 ml
- Ditambahkan potassium bikromat 3
tetes
- Diamati hingga terjadi perubahan
warna
Kuning
E. HASIL
PENGAMATAN
1. Tabel
Pengamatan
a. Turunan
salisilat
ü Salisilamida
0,01
g sampel ( neoze forte + akuades 10 ml + FeCL3 3 tetes
|
Ungu
gelap
|
b. Turunan
Anilin
ü Parasetamol
0,01
g sampel parasetamol + akuades 10 ml + FeCL3 3 tetes
|
Abu-abu
gelap
|
0,1
g sampel parasetamol dipanaskan + akuades 10 ml + potassium bikromat 3 tetes
|
kuning
|
F. PEMBAHASAN
Analisa kualitatif merupakan suatu proses mendeteksi
keberadaan suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa
kualitatif merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari
kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis
kualitatif kita menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan
pereaksi spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion /
kation suatu larutan.
Parasetamol
merupakan obat yang memiliki khasiat meredakan sakit/nyeri dan menurunkan suhu
demam. Parasetamol dimetabolisir oleh hati dan dikeluarkan melalui ginjal.
Parasetamol tidak merangsang selaput lendir lambung atau menimbulkan pendarahan
pada saluran cerna. Diduga mekanisme kerjanya adalah menghambat pembentukan
prostaglandin. Obat ini digunakan untuk mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri
dan menurunkan suhu badan yang tinggi. Misalnya pada sakit kepala, sakit gigi,
nyeri haid, keseleo, demam imunisasi, demam flu, dan lain sebagainya. Obat-obat
golongan ini yang beredar sebagai obat bebas adalah untuk sakit yang bersifat
ringan, sedangkan untuk sakit yang berat (misal: sakit karena batu ginjal, batu
empedu, dan kanker) perlu menggunakan jenis obat keras (harus dengan resep
dokter) dan untuk demam yang berlarut-larut membutuhkan pemeriksaan dokter.
Salisilamida
adalah nama umum untuk bahan o-hydroxybenzamide, atau
amida dari salisil.
Salisilamid adalah obat non-resep dengan
analgesik dan antipiretik sifat. Menggunakan obat yang serupa dengan aspirin.
salisilamida digunakan dalam kombinasi dengan baik aspirin dan kafein dalam
obat nyeri.
Pada percobaan
ini, dilakukan pengidentifikasian unsure C,H,O,N dalam suatu obat dengan
melihat hasil reaksi kimia yang dihasilkannya, dimana seperti yang kita ketahui
bersama unsure C,H,O,N ini merupakan unsur penyusun senyawa organic.
Jenis analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif, yaitu melakukan
pengidentifikasian penyusun yang terdapat pada sampel. Sampel obat yang akan
diidentifikasi pada percobaan ini yaitu paracetamol yang merupakan turunan
anilin dan efedrin-HCl yang merupakan turunan asam barbiturat dan obat yang terkandung
salisilamida (Neoze forte).
Pada
percobaan pertama, sampel salisilamida (Neoze forte) dilarutkan akuades sebagai
pelarut, kemudian ditambahkan FeCL3 . Ketika FeCl3
ditambahkan kedalam larutan tersebut, FeCl3 memutuskan ikatan -OH
pada gugus dan mengganti dengan Fe dan mengikat 3 larutan tersebut untuk
membentuk senyawa kompleks. Hal ini membuat hasil reaksi menampakkan perubahan
warna dan warna violet ini menandakan unsur C,H,O,N yang terdapat didalam
larutan salisilamida (Neoze forte) sesuai dengan standar ( positif).
Lalu pada
percobaan selanjutnya menggunakan sampel parasetamol. Sampel parasetamol
dilarutkan kedalam sebagai pelarut, kemudian di tambahkan FeCL3. FeCl3
memutuskan ikatan -OH pada gugus dan mengganti dengan Fe dan mengikat 3 larutan
tersebut untuk membentuk senyawa kompleks, dan menghasilkan perubahan warna
abu-abu gelap yang seharusnya berwarna biru violet . Kemudian pada percobaan
yang ketiga sama dengan percobaan yang kedua dengan menggunakan sampel
parasetamol. sampel parasetamol dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu
ditambahkan HCL, Penambahan sejumlah HCl bertujuan untuk mempercepat reaksi dan
untuk meregangkan ikatan-ikatan pada sampel paracetamol, dan dipanaskan, lalu ditambahkan akuades sebagai
pelarut kemudian di tambahkan potassium bokromat sebagai peraksi. Menghasilkan
warna kuning yang seharusnya timbul warna violet yang tidak berubah menjadi
merah. Jika dalam suatu reaksi menghasilkan perubahan warna, berarti terjadi
pembentukan senyawa kompleks pada reaksi tersebut. Tetapi jika perubahan warna
tidak sesuai dengan yang tertera pada literatur, dimana seharusnya warna hasil
reaksi adalah violet, hal tersebut dikarenakan larutan HCl yang digunakan
adalah HCl encer bukan HCl pekat sehingga terjadi perbedaan hasil dengan literatur.
G. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dalam
praktikum ini adalah sampel neoze forte yang digunakan untuk
menentukan senyawa yang mengandung C,H,O,N dengan penambahan pereaksi lainnya
dengan menghasilkan perubahan warna yang sesuai dengan literatur, dan untuk
sampel parasetamol menghasilkan perubahan warna yang tidak sesuai dengan
literatur, yang disebabkan karena kesalahan pada saat praktikum seperti
banyaknya dalam mencampurkan pereaksi dll.
DAFTAR
PUSTAKA
Cinthya, S.P., Ivan S.P., dan Rizky A. 2012. Penggunaan
Obat Penginduksi Kerusakan Hati Pada Pasien Rawat Inap Penyakit Hati di Salah
Satu Rumah Sakit di Kota Tasikmalaya. Jurnal
Farmasi Klinik Indonesia. Nomor 2
Volume 1 hal 59
Darsono, L. 2002. Diagnosis Dan Terapi Intoksikasi
Salisilat Dan Parasetamol. JKM. Vol. 2, No., 1 hal 30- 31
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Muhammad, I. dkk. 2013. Perbedaan Efektivitas
Parasetamol Oral Dengan Tramadol Oral Sebagai Tatalaksana Nyeri Paca Operasi
Transurethral Resection Of The Prostate. Jurnal
Kesehatan Andalas. volume 2(1) hal 39
Naid, T.,
Syaharuddin K., dan Mieke P. 2011. Penetapan Kadar Parasetamol Dalam Tablet
Kombinasi Parasetamol Dengan Kofein Secara Spektrofotometri Ultraviolet-Sinar
Tampak. Majalah Farmasi dan Farmakologi, No 2 Vol.
15 hal 77
0 comments:
Post a Comment